Joeragan artikel

Ngeyeuk Seureuh (LineToday)

Yuk, Kenali Tradisi ‘Ngeuyeuk Seureuh’ pada Prosesi Pernikahan Adat Sunda! Vidi Aldiano juga Pakai Adat ini

Hai, Smart Ladies …

Viralnya pemberitaan mengenai prosesi adat pernikahan Sunda yang dilakoni penyanyi ternama tanah air, Vidi Aldiano dan istrinya yang juga artis seni peran Sheila Dara–bernama Ngeuyeuk Seureuh–turut menggelitik rasa ingin tahu kita, bukan? Tentang apa dan bagaimana prosesinya serta makna dan filosofi yang terkandung di dalam upacara yang konon sangat sakral tersebut, hingga anak usia belum akil balig dilarang hadir, lo.

Baiklah, mari kita simak, defenisi Ngeuyeuk berasal dari kata ngaheuyeuk atau mengolah. Prosesi ini dipimpin seorang perempuan yang disebut pangeuyeuk. Prosesi ngeuyeuk, biasanya dilakukan sehari sebelum acara pernikahan. Untuk lokasi digelarnya acara, biasanya dilakukan di kediaman calon mempelai perempuan.

Filosofi dan Prosesi Upacara Adat Ngeuyeuk Seureuh

Apabila kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, Ngeuyeuk Seureuh memiliki arti “meramu sirih”. Biasanya, selalu ada makna dan filosofi di balik upacara adat, seperti Ngeuyeuk Seureuh, yang dipimpin oleh Nini Pangeuyeuk.

Vidi Aldiano dan Sheila Dara, belum lama ini melaksanakan ritual Ngeuyeuk Seureuh menjelang pernikahan mereka pada Januari 2022.

Pada ritual Ngeuyeuk Seureuh, kedua calon mempelai akan meminta restu kepada orang tua mereka. Selain itu, para orang tua pun memberikan nasihat-nasihat mengenai dunia kehidupan berkeluarga melalui berbagai benda yang dijadikan simbol. Tak jarang, nasihat mengenai sex education juga diberikan untuk calon mempelai.

Ada benda-benda tertentu yang digunakan dalam upacara ini seperti: daun sirih, tembakau, sapu lidi enau, benang kanteh, atau tenun merupakan beberapa contoh benda yang dijadikan simbol pada prosesi Ngeuyeuk Seureuh.

Setiap benda yang digunakan saat ritual berlangsung, tentu memiliki makna dan tujuannya masing-masing, lo, Ladies.

Tujuh Helai Benang Tenun

Adapun prosesi Ngeuyeuk Seureuh bermula ketika pemimpin memberikan tujuh helai benang tenun untuk kedua mempelai. Benang sepanjang dua jengkal tersebut dipegang ujungnya sambil duduk menghadap orang tua untuk memohon doa restu. Bila orang tua telah memberikan restu, benang tersebut dipotong, dan menandakan prosesi Ngeuyeuk Seureuh akan dimulai.

Mengenai makna dan filosofi dari upacara adat Ngeuyeuk Seureuh, dalam penggunaan benang tenun adalah tanda cinta kasih. Luar biasa,  yaa.

Makna Daun Sirih dan Tembakau

Sementara makna dari daun sirih dan tembakau melambangkan repok, yang mana “rep” berarti diam, serta “pok” berarti bicara. Kedua benda tersebut menunjukkan apabila terjadi perselisihan di antara kedua mempelai, salah satu di antara mereka berbicara dan mempelai satunya harus diam. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi pertengkaran yang hebat sehingga salah satu di antara mereka diminta untuk mengalah. Owh, berisi pengetahuan penting jelang pernikahan.

Sapu Lidi Enau

Saat prosesi berlangsung, sapu lidi enau digunakan untuk memukul atau “keprak” kedua calon secara perlahan. Nasihat tentang kehidupan berumah tangga pun tak henti-henti diberikan ketika prosesi berlangsung. Makna dari pemukulan dengan sapu lidi bertujuan agar kedua mempelai dapat memupuk kasih sayang satu sama lain.

Kain Putih

Tak hanya ketiga benda di atas, prosesi ini juga menggunakan kain berwarna putih yang melambangkan rumah tangga yang tanpa cela. Dua helai pakaian yang diletakkan di atas kain sarung melambangkan bahwa dalam kehidupan berkeluarga, suami dan istri memerlukan kerja sama. Kedua pakaian tersebut kemudian dibawa ke kamar pengantin yang menandakan penggabungan antara keduanya.

Sebenarnya, masih ada banyak benda dengan sejuta makna, yang digunakan dalam upacara Ngeuyeuk Seureuh. Konon, katanya bila semua rangkaian adat pernikahan Sunda dilaksanakan secara rinci, membutuhkan waktu berhari-hari lantaran banyak sekali.

Oya, oleh karena prosesi Ngeuyeuk Seureuh sangat sakral, orang yang menghadiri acara tersebut  tidak boleh sembarang orang.  Anak gadis dan anak lelaki yang belum akil balig, tidak diperbolehkan datang menyaksikan ritual Ngeuyeuk Seureuh. Termasuk wanita dewasa yang belum pernah menikah pun tidak dapat menghadiri acaranya.

Terdapat makna penting silih asih, silih asuh, dan silih asah menjadi tiga sifat utama yang senantiasa melandasi pandangan kehidupan masyarakat Sunda. Adapun arti dari ketiga poin tersebut adalah saling menyayangi, saling menjaga, dan saling mengajari satu sama lainnya dalam berumah tangga.

Sifat-sifat tersebut diperlihatkan dalam ritual Ngeuyeuk Seureuh. Dengan harapan, calon mempelai dapat menerapkan ketiga sifat tersebut dalam kehidupannya setelah menikah kelak.

Bagaimana Smart Ladies, sangat menarik bukan ragam adat pernikahan yang ada di negara kita termasuk prosesi Ngeuyeuk Seureuh ini?

Itulah tahap prosesi Ngeuyeuk Seureuh. Memang banyak yang perlu disiapkan Ladies. Namun, demi hari yang paling bahagia, prosesi ini sangat layak untuk dilakukan, lo.  

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami