Joeragan artikel

Yuk, Kenali Penyakit “Silent Killer” pada Anak

Halo, Smart Ladies!


Berat badan anak kadang menjadi dilema orang tua. Kelebihan berat badan atau obesitas tidak baik untuk tumbuh kembangnya, begitu juga dengan kekurangan berat badan. Berat badan anak seharusnya ideal agar ia bisa bertumbuh ke atas metabolisme tubuhnya tidak terganggu.

Jenis penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan dan berat badan anak. Sebagai orang tua, kita harus mewaspadainya agar tumbuh kembang anak tidak terganggu. Penyakit ini tidak terlihat. Sekilas, anak nampak sehat, padahal dia menggerogoti dari dalam. Anak pun jadi malas makan dan berat badan sulit naik. Ladies ingin tahu apa sajakah itu, berikut beberapa di antaranya.


1. Anemia Defisiensi Besi


Anemia pada anak adalah penyakit endemik di Indonesia karena angka ibu hamil dengan anemia cukup tinggi di negeri ini. Ibu Hamil dengan anemia berisiko menurunkan anemia pada anak. Apakah anemia hanya selalu diderita anak kurus? Tentu tidak. Penelitian justru menunjukan bahwa anak obesitas juga mengalami anemia.

Apakah anemia selalu menyebabkan anak malas makan? Kebanyakan, iya. Namun, ada banyak kasus, anak anemia justru lahap makannya. Lalu bagaimana cara mengetahui anak anemia atau tidak. Caranya adalah dengan mengecek kadar feritin dalam darah. Bila keuangan cukup, bisa ditambah dengan pengecekan serum ion dan TIBC. Kalau positif anemia, dokter akan memberikan dosis terapi. Jika tidak , dosisnya hanya untuk pencegahan saja.

Suplemen zat besi ini memang direkomendasikan Worl Healt Organizational untuk dikonsumsi hingga usia anak usia dua tahun karena zat besi penting buat massa tubuh dan perkembangan otak.


2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)


Penyebab infeksi saluran kemih adalah bakteri. ISK pada anak, terutama di bawah satu tahun, gejala klinis yang samar. Namun, gejala umum terjadi adalah sering demam tanpa diketahui sebab (bukan karena flu dan batuk), mual, dan muntah , penurunan nafsu menyusui atau makan, tidak jarang sering disertai diare. Ciri khas lainnya adalah adanya noda orange pada popok, volume buang air kecil sedikit kurang dari enam kali dalam sehari serta rasa sakit saat mengejan ketika buang air kecil.


Untuk memastikan penyakitnya biasanya dilakukan melalui pemeriksaan lengkap pada darah dan urine lengkap. Kalau positif ISK maka dilanjutkan dengan kultur urine untuk menentukan antibiotik yang tepat.


3. Gangguan Penyerapan Makanan (Hipersensitivitas Saluran Cerna)


Penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan alergi. Alergi dampaknya banyak, yang selama ini menduga alergi itu cuma gatal dan ruam saja, mulai sekarang bisa dicek cirinya apakah ada pada anak. Alergi ini sering kali tidak terdeteksi oleh orang tua dan dokter karena tersamar ke penyakit lain.

Ciri alergi antara lain adalah sembelit, diare, muntah, demam, gatal pada telinga, sering bersin, batuk flu, kepala berkerak, rambut rontok, dan susah tidur di malam hari. Orang tua dengan bakat alergi berisiko besar menurunkannya ke anak. Lalu, bagaimana mengetahui alergi pada anak?


Lakukan tes eliminasi dan provokasi makanan yang bisa orang tua lakukan sendiri di rumah. Pada anak yang alergi penyerapan makanannya menjadi tidak sempurna. Perutnya juga sering terasa begah dan selalu merasa kenyang. Akibatnya anak malas makan dan berat badannya susah bertambah.


Nah, Ladies, semoga setelah mengetahui penyakit silent killer ini bisa mencegah dan mengobatinya secara tepat agar tumbuh kembang anak tidak terganggu. Semoga bermanfaat.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami