Hai, Ladies!
Berada di zona kuning, merah, dan orange, membuat orang tua kalang kabut beradaptasi pada rutinitas harian. Suka ataupun tidak suka, orang tua harus menyiapkan diri menjadi pendidik dan pengajar formal di rumah. Sebelum pandemi, anak belajar di sekolah setiap hari berkisar tujuh sampai sembilan jam. Kini, proses pembelajaran yang sekolah pakai adalah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau Belajar dari Rumah (BDR). So, pengawasan anak 24 jam penuh menjadi tanggung jawab orang tua. Hal ini menambah beban adaptasi makin berat. Terasa manis, asam, asin, ‘kan, Ladies? “Rame rasanya”.
Pemerintah telah mengatur untuk daerah yang berzona selain hijau, melarang sekolah untuk melaksanakan pembelajaran secara tatap muka. Dengan protokol kesehatan yang sangat ketat daerah berzona hijau memperbolehkan guru dan murid bertatap muka dalam belajar. Kebijakan ini berpengaruh pada sebagian besar keluarga karena 94 % kabupaten/kota di negara kita berada di zona kuning, merah, dan orange. Proses pembelajaran melalui PJJ ataupun BDR meski sudah terjalani sejak 16 Maret 2019 masih belum bisa terjalani dengan nyaman oleh sebagian besar orang tua.
Dalam PJJ, ada metode 5M yang sebaiknya kita pahami untuk dapat diaplikasikan bersama oleh guru, murid, dan orang tua. Kita kupas bareng 5M itu, yuk, Ladies!
-
Memanusiakan Hubungan
Pembelajaran berorientasi pada anak, berdasarkan relasi yang dapat saling memahami antara guru, murid, dan orang tua. Di sini orang tua sebaiknya mengerti benar bagaimana cara belajar anak, kegiatan apa yang sering anak lakukan di rumah, hingga perkembangan dan proses belajar anak. Dengan memahami orang tua diharapkan bisa berdiskusi dengan anak tentang kenyamanan belajarnya.
-
Memahami Konsep
Pembelajaran yang capaiannya bukan sekadar menguasai konten, tetapi menguasai konsep yang mendalam untuk dapat diaplikasikan pada tempatnya. Orang tua bisa bertanya pada guru mengenai tujuan pembelajaran suatu materi untuk bekal dalam memandu anak menguasai kompetensi saat BDR.
-
Membangun Berkelanjutan
Mengawal anak mengalami pengalaman belajar yang terarah dan berkelanjutan bisa kita lakukan dengan bertanya jawab tentang apa yang sudah dia pelajari atau tantangan/kesulitan yang dihadapi. Diskusikan bagaimana mengurai masalahnya. Umpan balik ini akan sangat membangun keberlanjutan pembelajaran anak.
-
Memilih Tantangan
Menyusun jadwal bersama anak merupakan tantangan untuk bisa menepati kesepakatan yang telah dibuat. Orang tua berperan memberi dukungan moral atau material terhadap pilihan belajar yang tepat dengan profil anak dalam menguasai suatu keahlian.
-
Memberdayakan Konteks
Orang tua bisa berperan menjadi narasumber, misalnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Membicarakan persoalan yang sedang terjadi di sekitar rumah, kemudian hubungkan dengan topik-topik relevan akan menghasilkan pembelajaran yang bermakna.
Korban COVID-19 masih terus berjatuhan. Namun, jangan biarkan anak kita juga jatuh dalam pembelajarannya akibat Ladies lalai untuk selalu membersamai si buah hati.