Halo, Smart Ladies!
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya sehat, pintar dan bahagia sepanjang hidupnya. Namun, kadang keinginan tidak sesuai kenyataan. Misalnya anak yang lahir ternyata mengalami dispraksia.
Dispraksia adalah gangguan dalam koordinasi gerak pada motorik halus dan kasar. Berada di posisi ini tentu tidak mudah. Ladies awalnya pasti bingung atau bahkan ada yang serta merta menghakimi hingga menyalahkan diri sendiri. Berusahalah untuk tenang, Ladies. Karena tiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Lalu apa yang harus dilakukan?
1. Menerima Keadaan Anak dengan Lapang Dada
Apapun yang terjadi, apapun keadaan yang melekat pada diri anak kita adalah hal terbaik yang Tuhan berikan. Menerima dengan lapang dada adalah langkah awal yang harus dilakukan.
Mengapa demikian? Supaya bisa membawa kita berpikir lebih jernih dalam mencari jalan keluarnya. Ajak diri berpikir positif. Besarkan diri. Rangkul anak dan katakan bahwa Ladies akan membersamainya.
2. Mencari Tahu Lebih Jauh Tentang Dispraksia
Seperti yang kita ketahui bahwa dispraksia merupakan gangguan koordinasi gerak pada motorik halus dan kasar. Motorik halus seperti menggenggam, memungut benda dengan jari-jari, atau memegang sisir ketika menyisir rambut. Motorik kasar misalnya, berjalan, melompat, menendang bola seperti yang biasa menjadi aktivitas keseharian anak sebagai bentuk respon atas perintah otak bekerja sama dengan miliaran sel saraf tertentu.
Sebagian besar yang mengalami dispraksia tidak tuntas melalui proses merangkak. Ketika merangkak, koordinasi sempurna terjadi antara gerakan sisi badan, kaki, tulang belakang, pundak, tangan atas perintah otak.
Apa saja jenis-jenis dispraksia? Baiklah Ladies, mari cermati jenis-jenis dispraksia berikut:
1) Dispraksia ideomotor yaitu kesulitan melakukan gerakan satu tahap seperti menyisir rambut atau melambaikan tangan.
2) Dispraksia identional yaitu kesulitan melakukan gerakan berurutan seperti menyikat gigi, atau merapikan tempat tidur.
3) Dispraksia oromotor yaitu kesulitan menggerakkan otot untuk berbicara dan mengucapkan kalimat sehingga hal yang diucapkan tidak terdengar jelas sehingga sulit dipahami.
4) Dispraksia constructional yaitu kesulitan memahami bangun ruang atau spasial sehingga sulit memahami dan membuat gambar geometri dan menyusun balok.
3. Mencari Tahu Bagaimana Mendampingi Anak Dispraksia
Segeralah datang ke pusat tumbuh kembang dan mencari tahu bagaimana mendampingi anak dispraksia. Ketahuilah bahwa dispraksia bukanlah penyakit. Dispraksia dapat diatasi dengan serangkaian terapi. Bentuknya menyesuaikan dengan tingkat permasalahan yang dihadapi. Satu yang harus diingat, anak dispraksia bukan anak yang bodoh. Anak dispraksia hanya mengalami hambatan atau kesulitan saja.
Setelah mengetahui jenis dispraksia yang dialami anak, terapis akan menerapkan serangkaian terapi yang harus dilakukan secara berkesinambungan di rumah. Di sini peran orang tua dan seluruh anggota keluarga sangat penting. Kerja sama antara terapis dan orang tua amat berpengaruh pada keberhasilan anak.
4. Beri Dukungan Penuh
Berikan penjelasan bahwa dukungan penuh dari seluruh anggota keluarga akan mempercepat proses perkembangan anak dispraksia. Semua anggota keluarga harus paham kondisi anak dan berusaha mendukungnya. Karena anak yang memperoleh dukungan penuh dari anggota keluarganya akan merasa lebih percaya diri. Limpahi dirinya dengan perhatian dan kasih sayang tanpa memanjakan.
Tidak ada hal yang susah jika kita menerima masalah apa adanya. Tugas kita hanya berusaha mengenal, lalu mencari cara untuk menaklukkannya. Pastikan Ladies tidak melakukan segalanya sendiri. Kerja sama akan membuat semua menjadi ringan.
erectile solution ratings
erectile therapy
erectile pump youtube