Ada dua anak, kakak beradik yatim piatu tinggal di sebuah dusun.
“Kak, aku lapar,” ucap sang adik sambil memegang perutnya yang keroncongan.
“Sabar ya, Dek. Bentar lagi kita cari ikan di sungai dan buah-buahan di hutan,” ucap kakaknya.
Tak lama mereka bergegas ke sungai dengan membawa sampan kecil. Mereka memancing ikan.
“Hore aku dapat ikan, Kak!” seru adiknya kegirangan karena mendapatkan seekor ikan.
“Alhamdulillah. Masukkan ikannya ke sini, Dek,” pinta sang kakak sambil membawa ember kecil.
Setelah merasa cukup mendapatkan ikan untuk dimasak, mereka bergegas pergi ke hutan untuk mencari buah-buahan.
Di tengah jalan, mereka melihat seekor kucing hutan yang tergolek lemas karena kelaparan.
“Dek, itu ada kucing hutan. Kayanya kelaparan, ayo kita kasih makan,” ajak kakaknya.
“Tapi ini buat dimasak, Kak, untuk kita makan,” jawab adiknya.
“Nggak apa- apa, Dek, kasih satu aja. Kan sisanya masih ada,” kata kakaknya.
“Baik Kak,” jawab sang adik sambil memberi seekor ikan kepada kucing itu yang langsung dilahapnya seketika, tinggal tersisa tulang belulangnya.
Namun, tiba-tiba kucing yang sudah kenyang itu berubah menjadi peri hutan yang cantik. Mereka pun kaget dan ketakutan, tetapi peri itu meminta mereka untuk jangan takut. Peri itu berterima kasih karena sudah menolongnya. Dan berjanji akan menolong mereka.
“Ayo, aku antar ke pohon tiga hajat,” ajak peri itu.
“Pohon tiga hajat, pohon apa itu Bu Peri?” tanya kakaknya.
“Pohon yang bisa mengabulkan tiga keinginan kalian,” jawab Bu Peri.
Setibanya di pohon itu, mereka memohon tiga permintaan. Pertama, mereka ingin makanan yang banyak. Seketika muncul beraneka ragam makanan di hadapan mereka.
Kedua, mereka ingin rumahnya menjadi bagus dan besar . Seketika rumah kecilnya berubah menjadi rumah layak huni.
Ketiga, mereka ingin orang tuanya kembali. Namun, Ibu Peri mengatakan permohonan tersebut tidak bisa dikabulkan, karena itu adalah hal yang mustahil.
Mereka pun bersedih karena itu adalah permintaan terpenting untuk mereka. Akan tetapi, Ibu Peri menghibur mereka supaya tidak bersedih. Dan menyuruh mereka untuk pulang karena ada sesuatu yang menunggu mereka, yang bisa membuat mereka bahagia.
Mereka bergegas pulang ke rumah. Tiba di rumah barunya, adik kakak tersebut melihat ada sepasang suami istri sedang melambaikan tangannya ke arah mereka.
“Siapa itu, Kak?” tanya adiknya.
“Tidak tahu, Dek. Ayo kita ke sana,” jawab kakaknya.
“Dizwar, Damar. Sini, Sayang. Kami rindu kalian,” ucap seorang wanita yang ingin memeluk mereka.
Ternyata sepasang suami istri tersebut adalah paman dan bibi, yang sejak dulu dicari oleh mereka, tetapi karena persoalan keluarga, orang tua mereka tidak sempat memberitahukan alamat tempat tinggal Paman dan Bibi ke keluarga yang lainnya.
Akhirnya, sepasang adik kakak tersebut diasuh dan dibesarkan oleh paman dan bibi mereka. Ternyata keinginan ketiga mereka dikabulkan, meski bukan orang tua mereka yang kembali, tetapi paman dan bibi mereka yang juga menyayangi mereka seperti anak sendiri.
Terima kasih, ya Allah. Terima kasih Ibu Peri, sudah mengabulkan tiga permohonan.