Hai, Smart Ladies!
Belakangan ini, kata “empati” mulai banyak berseliweran di beranda media sosial. Bisa jadi, penyebabnya adalah terjadinya beberapa musibah di negeri ini. Umumnya, empati memang hadir dari suatu peristiwa buruk, tidak menyenangkan, menyedihkan, dan sebagainya. Namun, tidak semua orang memiliki rasa empati, Ladies. Kira-kira, hal apa saja yang menjadi penyebabnya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
1. Mementingkan Diri Sendiri
Setiap orang memiliki segudang aktivitas dengan targetnya masing-masing. Berbagai daftar pekerjaan yang berentetan biasanya menyita hampir seluruh waktu yang ada. Hal ini yang kemudian membuat orang lupa pada lingkungan sekitarnya. Terlalu sibuk dengan diri sendiri bisa menyebabkan kita lupa melihat sejenak ke sekeliling. Apakah ada sesuatu yang terjadi dan tidak kita ketahui? Sebagai contoh, kita tidak tahu ada teman yang sudah lama sakit, tetangga yang sudah pindah, keluarga yang mengalami musibah, dan lain sebagainya.
2. Tidak Mau Repot
Salah satu ciri kaum milenial zaman sekarang adalah segan mencampuri urusan orang lain. Mari kita renungkan baik-baik. Apakah memang begitu alasannya? Jangan-jangan, kita hanya tidak ingin direpotkan dengan urusan orang lain. Mungkin kita berpikir, urusan diri sendiri saja sudah banyak, buat apa harus mengurusi orang lain? Tahukah, Ladies? Jika dibiarkan, pikiran seperti ini lambat laun akan mengurangi rasa kepedulian kita terhadap orang lain.
3. Berprasangka Buruk
Banyaknya berita hoaks yang beredar di dunia maya sering kali membuat kita kesulitan mengetahui apakah sebuah peristiwa benar-benar terjadi dan tidak. Terlebih lagi, ada saja oknum tak bertanggung jawab yang mengeksploitasi kesusahan, musibah, tragedi, dan sebagainya untuk menarik keuntungan pribadi. Tidak mengherankan kalau lama-kelamaan, kepercayaan menjadi hal yang sulit diperoleh. Sebagian orang bahkan cenderung langsung berpikir negatif tanpa berusaha mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu. Nah, jika prasangka buruk telah menguasai hati dan pikiran, bagaimana mungkin empati bisa hadir?
4. Tidak Dilatih Sejak Dini
Selain berterima kasih dan meminta maaf, berempati adalah salah satu hal yang juga penting untuk dilatih sejak dini. Memberi contoh perilaku berempati kepada orang lain bisa dimulai dari lingkungan paling dekat, yaitu keluarga, baru kemudian dilanjutkan ke lingkungan yang lebih luas seperti tetangga dan sekolah. Orang dewasa yang tidak memiliki empati umumnya memang tidak terbiasa berempati sejak kecilnya. Kalau pepatah mengatakan โala bisa karena biasaโ, maka berlaku pula sebaliknya, tidak bisa pun karena tidak terbiasa.
Ladies, sesungguhnya empati bisa disebut sebagai awal dari berbuat baik untuk orang lain. Dari rasa empati akan timbul kepedulian serta inisiatif untuk membantu, meskipun hanya berupa doa dan kata-kata penyemangat. Dari rasa empatilah kemudian akan lahir kepedulian, inisiatif untuk membantu apapun yang diperlukan,bahkan meski hanya dengan doa dan kata-kata penyemangat. Mari berempati karena manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Bukankah sebuah kebaikan akan kembali lagi kepada diri kita?