By. Eulis Eva Kurniasari
(491 kata)
Rasa cinta Jaka kepada Cindy saningingat tulus. Ia tidak melihat harta kekayaan yang dimiliki oleh kedua orang tua Cindy dan segera mempersunting Cindy.
“Cind, maukah engkau menjadi istriku?”
Cindy sangat mencintai Jaka. Ia bahagia tatkala mendengar pertanyaan dari kekasihnya.
“Iya, aku mau. Datanglah kepada kedua orang tuaku.”
Dua minggu kemudian, Jaka dan keluarga kecilnya datang untuk melamar Cindy. Lamaran Jaka diterima dan beberapa bulan kemudian, mereka pun resmi menikah. Cindy dan Jaka berasal dari keluarga konglomerat. Namun, ketika membina rumah tangga, Jaka ingin hidup mandiri dan tanpa diiming-imingi kemewahan yang dimiliki kedua orang tua mereka.
Jaka hidup dan berpenampilan sederhana. Hal itu berbeda dengan Cindy yang sejak kecil selalu dimanja. Keinginan yang selalu dituruti oleh kedua orangtuanya itu terbawa sampai ia berumah tangga.
“Mas, aku ingin beli tas.”
Cindy menyodorkan brosur tas-tas branded(italic) produk luar negeri dengan harga fantastis.
“Cind, bukankah kamu baru saja membeli tas dengan merek yang sama?”
“Iya, betul. Cuma yang ini lebih keren modelnya, Mas.”
Jaka segera mendekati istrinya.
“Cindy sayang, menurut aku lebih baik uangnya ditabung. Kamu mesti belajar hemat dalam menggunakan uang. Coba rinci kebutuhan prioritas bagi rumah tangga kita.”
“Ya sudah, kalau kamu tidak mau membelikannya, Mas!”
Cindy menjawab dengan ketus, karena kali ini keinginannya tidak dituruti. Sebenarnya Jaka ingin mendidik istrinya agar menjadi seorang istri yang lebih baik lagi dan bisa hidup hemat. Jaka mengerti dengan sikap dan perilaku istrinya dan memilih diam. Cindy duduk termenung. Hatinya sangat kecewa di saat keinginannya tidak bisa terpenuhi.
Aku rindu saat hidup bersama Mama dan Papa. Andai saja aku masih bersama mereka. Tentunya segala keinginanku akan dipenuhi, tidak seperti sekarang, gumam Cindy dalam hati.
Tiba-tiba mucul gelombang besar dari kejauhan dan menyeret tubuhnya.
Ya Tuhan, gelombang ini telah menggulung tubuhku dan membawaku entah ke mana. Aku takut. Tolong aku, Jaka!
Ternyata gelombang tersebut berhenti di sebuah rumah mewah. Rumah kedua orang tua Cindy.
“Ma, aku pingin tas keluaran terbaru, ya.”
“Belilah, Cind, nanti Mama transfer uangnya.”
“Terima kasih, Ma.”
Bahagia rasanya segala keinginan Cindy dituruti oleh mamanya. Sore itu ada Kak Mirna datang bersama Jaka. Cindy kaget.
Jaka? Mengapa dia bersama Mbak Mirna? gumam Cindy dalam hati.
Jaka betul-betul tidak mengenal Cindy.
“Aku mendapatkan tas baru dari Mama, tetapi aku begitu takut Jaka tertarik kepada Mbak Mirna. Jaka, kau benar-benar tidak mengenaliku? gumamnya lagi dalam hati.
Kesedihan menyelimuti hati wanita itu kala melihat kejadian tersebut. Lelaki yang dicintai Cindy kini tidak mengenalinya sama sekali. Di saat Cindy bersedih, gelombang itu datang kembali dan menggulung tubuh Cindy . Akhirnya wanita itu kembali berada di rumah bersama Jaka, sang suami tercinta.
Terima kasih, Tuhan. Karena mengembalikanku kepadanya.
Cindy langsung memeluk erat tubuh lelaki yang dicintainya itu sehingga membuat Jaka heran.
“Maafkan aku, Mas. Mulai saat ini aku ingin hidup hemat dan sederhana bersamamu.”
“Terus, tasnya jadi beli?”
“Tidak mau, Mas. Aku ingin selalu hidup bersamamu. Mas, jangan pergi dengan Mbak Mirna, ya.”
“Apa maksudmu? Siapa Mbak Mirna itu?”
Cindy hanya tersenyum simpul saat melihat wajah suaminya yang terheran-heran.
Editor : Rizky Amallia Eshi
Bandung Barat, 23 Juli 2021
#fikminJoeraganArtikel2021
#day12
#genre:SainFic
#tema: LorongWaktu