Halo, Smart Ladies.
Kaget saat rambut tiba-tiba rontok atau jerawat bermunculan? Bisa jadi, kita sedang stres akibat kesibukan yang meningkat. Dilansir dari Health Line, stres didefinisikan sebagai ketegangan mental dan emosi yang disebabkan kondisi lingkungan.
Riset melaporkan, sebanyak 23 pasien orang dewasa mengalami stres tingkat tinggi. Stres dapat mempengaruhi fungsi
tubuh secara perlahan, yang terlihat melalui kondisi kesehatan sehari-hari. Meski sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya, tidak ada salahnya berkonsultasi pada dokter tentang
gangguan fisik yang kita alami.
Nah, berikut tanda-tanda fisik yang kerap sekali muncul akibat stres.
1. Jerawat

Ini adalah tanda yang paling sering muncul saat dilanda stres. Sebuah riset membandingkan pertumbuhan jerawat pada 22 siswa sebelum dan sesudah ujian. Jerawat mulai tumbuh saat menjelang ujian akibat stres.
Saat tertekan, bisanya kita cenderung lebih sering menyentuh wajah. Kebiasaan ini membantu penyebaran bakteri yang memicu timbulnya jerawat. Stres juga bisa menjadi pemicu perubahan hormon sehingga jerawat mudah tumbuh. Jerawat akibat stres biasanya akan hilang sendiri akibat perubahan emosi.
2. Rambut Rontok

Tiga kondisi rambut rontok yang berhubungan dengan stres. Kondisi pertama adalah telogen effluvium (TE) adalah kondisi rambut rontok kedua yang paling sering didiagnosis oleh dokter spesialis kulit atau dermatolog. Kondisi ini terjadi ketika ada perubahan jumlah folikel rambut yang menumbuhkan rambut.
Kondisi kedua adalah trichotillomania gangguan mental yang melibatkan dorongan tak tertahankan untuk menarik rambut. Perilaku ini terjadi hingga ke titik terjadinya kerontokan rambut. Daerah yang paling umum untuk menarik rambut adalah kulit kepala, bulu mata, dan alis tapi mungkin melibatkan rambut manapun pada tubuh.
Kondisi ketiga adalah alopecia areata,
yaitu kerontokan rambut yang disebabkan kondisi stres menyerang sistem imun tubuh. Kondisi rambut rontok yang diakibatkan stres biasanya sembuh dengan sendirinya bila kita mampu mengontrol emosi dan tekanan. Kondisi ini umumnya terjadi pada kulit kepala, meski dapat juga terjadi pada bagian tubuh lain yang ditumbuhi rambut, seperti alis, kumis, dan bulu mata.
3. Sakit yang Berulang

Stres bisa mengganggu sistem imun tubuh sehingga tubuh lebih mudah terinfeksi bakteri. Salah satu akibatnya, orang stres akan lebih mudah mengalami pilek atau sakit lain berulang kali.
Sebuah riset membagi 235 responden dalam kelompok dengan tingkat stres tinggi dan rendah. Sebanyak 70 % responden di kelompok stres tinggi mengalami infeksi paru-paru. Selain itu, 61 persen responden butuh waktu lebih lama untuk bisa sembuh. Namun, stres hanyalah menjadi salah satu penyebabnya.
4. Perubahan Libido

Periode stres pada wanita dan pria sering kali menurunkan dorongan seks. Riset pernah dilakukan pada 30 wanita usai menonton film porno. Hasilnya, dorongan seks yang mengalami stres kronis tidak sebesar wanita yang bebas stres.
Namun, stres hanya salah satu faktor penyebab perubahan libido. Produksi hormon, faktor psikologis, dan kelelahan ikut memengaruhi dorongan aktivitas seksual.
5. Gangguan Pencernaan

Masalah pencernaan menjadi kondisi lain yang ikut muncul karena stres. Riset sempat dilakukan pada 2.699 anak yang merasa stres akibat sekolah dan berbagai aktivitas lain. Hasilnya, mereka lebih berisiko mengalami konstipasi atau kesulitan buang air besar.
Selain itu, masalah pencernaan lain yang juga muncul adalah diare, sakit perut, dan kembung. Masalah pencernaan akibat stres biasanya sembuh dengan sendirinya seiring redanya tekanan. Namun, kondisi ini sebaiknya harus dikonsultasikan ke dokter sebelum mengganggu aktivitas kita.