Hai, Smart Ladies!
Menjadi seorang ibu adalah takdir pemberian Tuhan yang tidak dapat kita tolak. Sebagai perempuan, tentu saja kita juga harus menerima kodrat yang melekat bersama jenis kelamin tersebut. Untuk hal ini, kita tidak bisa memilih atau menawar.
Menjadi ibu adalah sebuah proses yang melibatkan jiwa dan raga. Proses ragawi bisa dilihat secara jelas, tetapi proses pertumbuhan jiwa untuk menjadi seorang ibu tentu beragam bagi masing-masing perempuan. Proses ini akan berlangsung seumur hidup.
Tulisan ini akan mengulas pertumbuhan anak perempuan sebelum kelak menjadi seorang ibu.
Pada awal pertumbuhannya, baik anak perempuan maupun laki-laki secara normal akan mengalami perkembangan yang sama. Namun, ketika memasuki masa puber, kedua jenis kelamin ini akan menunjukkan ciri yang berbeda.
Definisi dan batasan pubertas sendiri sangat beragam menurut banyak ahli. Pada remaja, muncul beberapa ciri kelamin primer dan sekunder.
Apa yang dimaksud dengan ciri kelamin primer dan sekunder? Yuk, simak penjelasan berikut ini.
Ciri Kelamin Primer
Ciri kelamin primer merupakan sebuah petunjuk bahwa seseorang secara jasmani telah siap melakukan proses reproduksi. Ciri ini berhubungan langsung dengan organ seks manusia. Jika pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah, ciri kelamin primer pada anak perempuan adalah haid pertama atau menarche.
Menarche merupakan penanda adanya sel dinding rahim (endometrium) yang mengalami peluruhan akibat tidak adanya pembuahan. Proses ini diawali dengan ovulasi atau pengeluaran sel telur (ovum) dari indung telur (ovarium) yang terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi.
Batasan usia terjadinya menarche ini juga beragam. Namun, dalam satu dekade belakangan, terdapat pergeseran maju usia menarche. Diduga ada beberapa hal yang mempengaruhi perubahan tersebut, seperti nutrisi, lingkungan, dan teknologi. Teknologi dan kebebasan akses informasi sering โdituduhโ sebagai penyebab terjadinya kematangan hormon estrogen pada anak perempuan yang terlalu cepat sehingga memengaruhi terjadinya haid pertama pada usia dini.
Remaja perempuan yang mengalami menarche tanpa persiapan berupa pemahaman yang benar, biasanya akan merasa panik. Karena itu, ibu, nenek, dan kerabat perempuan memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan sang โcalon ibuโ dalam menghadapi tahapan penting tersebut. Apabila anggota keluarga ini tidak memberikan informasi yang jelas mengenai haid pertama, para remaja biasanya akan mencari informasi dari teman atau guru. Selain itu, mereka juga bisa mengakses internet sebagai sumber informasi lapis ketiga untuk mencari penjelasan. Tentu saja tidak ada jaminan bahwa informasi yang didapatkan valid.
Ciri Kelamin Sekunder
Selain ciri kelamin primer, remaja perempuan juga mengalami pertumbuhan ciri kelamin sekunder yang berbeda dengan laki-laki. Ciri kelamin sekunder merupakan perubahan fisik yang terjadi saat memasuki pubertas. Berikut ini adalah tanda-tanda kelamin sekunder pada perempuan.
- Payudara
Payudara mulai tumbuh besar dengan puting yang membesar dan menonjol. - Pinggul
Pinggul mulai tambah lebar karena pertumbuhan tulang pinggul dan bertambahnya lemak bawah kulit. - Rambut
Akan tumbuh rambut halus di ketiak dan bagian kemaluan. Rambut kepala juga akan tumbuh lebih lebat. - Suara
Pada anak perempuan, suara akan terdengar lebih matang dengan jenis suara yang melengking. Perubahan suara ini berbeda dengan anak laki-laki pada usia puber yang menjadi serak dan lebih berat. - Kelenjar
Beberapa jenis kelenjar menjadi lebih aktif, di antaranya adalah kelenjar keringat dan lemak. Kelenjar keringat pada ketiak akan membuat keringat menjadi lebih berbau pada saat menjelang dan selama haid. Sumbatan kelenjar lemak pada wajah dapat menyebabkan jerawat.
Tahapan perkembangan dan pertumbuhan anak perempuan dari remaja hingga dewasa dan beranjak menjadi seorang ibu harus dilewati dengan baik. Dengan pendampingan yang tepat, remaja perempuan kelak akan tumbuh menjadi ibu yang baik.