Joeragan artikel

Sudah Besar Masih Mengompol? 5 Tips Toilet Training ini Bisa Ladies Terapkan

Halo, Smart Ladies!

Ladies, pernah mendengar keluhan para ibu yang anaknya sudah besar, tetapi masih suka mengompol? Kasus seperti itu sangat banyak terjadi, lo, di sekitar kita. Masalah ini banyak terjadi karena anak terlalu nyaman menggunakan diapers dan orang tua terlambat melatih anak untuk buang air kecil dan membuang air besar di toilet sedini mungkin.

Menggunakan diapers terlalu sering membuat anak tidak bisa mengontrol otot analnya sehingga anak tidak bisa mengontrol keinginannya untuk berkakus. Lebih parah lagi, hal ini akan sangat mempengaruhi keadaan psikologis anak.

Seperti hasil sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 50 responden siswa PAUD dan TK, ditemukan fakta bahwa kebiasaan menggunakan diapers akan menyebabkan temper tantrum, yaitu kondisi di mana anak tidak dapat mengontrol luapan emosinya dan cenderung meledak-ledak.

Lalu, apa yang harus kita lakukan apabila anak kita ternyata terlambat meninggalkan diapers? Kita coba toilet training, yuk! Bagaimana, sih, caranya?

Berikut tips toilet training yang bisa Ladies terapkan:

1. Keep Sounding Smoothly

Sebetulnya tanpa harus di-sounding, jika latihan ini dimulai sedini mungkin, akan menjadi lebih mudah karena latihan ini sifatnya pembiasaan biologis tubuh anak.
Namun, jika ternyata memang terlambat, Smart Ladies harus terus-menerus memberikan pemahaman kepada anak bahwa dia harus bisa melepas diapers dan dapat melakukan BAB dan BAK di toilet. Katakan padanya untuk selalu pergi ke toilet setiap kali merasa ingin buang air.

Hal ini harus dilakukan sebaik mungkin tanpa adanya tekanan pada anak. Apalagi jika sambil disertai marah-marah, justru akan membuat anak panik dan menambah beban psikologisnya.

2. Lepas Diapers Bertahap

Dari usia 0 tahun, bayi sudah bisa dilatih untuk tidak menggunakan diapers, dan mengenakannya hanya pada waktu-waktu mendesak saja. Begitu pun untuk anak yang terlambat ini, harus dipaksakan untuk melepas diapers. Jika tidak dapat dilakukan secara langsung, dapat dilakukan dengan bertahap.
Misalnya, hari pertama dilepas saat siang saja. Selanjutnya, tambah frekuensi lepas siang dan malam.
Lama kelamaan, secara tidak disadari suatu saat malah anak sendiri yang akan menolak untuk dipakaikan diapers karena dia sudah dapat merasakan mana yang lebih nyaman.

3. Pelajari Kebiasaan Anak Berkakus

Perhatikan waktu BAB dan BAK anak, amati jadwalnya, kapan saja biasanya anak berkakus. Lalu, rutin ajak anak ke toilet pada jam-jam tersebut. Terutama saat setelah minum banyak, saat mau tidur dan bangun tidur.
Seringlah bertanya kepadanya, apakah ada keinginan untuk BAB atau BAK. Hal ini untuk mengurangi kecolongan anak mengompol. Selain itu, akan membantu anak  agar makin mengenali hasratnya.

4. Berikan Pujian Setiap Dia Berhasil Melakukannya

Seperti telah disinggung di atas, latihan berkakus ini sangat erat hubungannya dengan sisi psikologis anak. Oleh karena itu, memberi pujian setiap dia berhasil buang air di toilet akan memberinya rasa bangga pada diri sendiri.
Hal Ini akan mendorong dan mempercepat proses kemandirian pada anak.

5. Jangan Risih dengan Cucian dan Kotoran Anak

Keberhasilan dan kegagalan bukan tergantung pada anak, melainkan pada diri kita sebagai orang tuanya. Mampukah kita menghadapi segala konsekuensinya? Cucian menumpuk dan kotoran anak akan menjadi pemandangan sehari-hari selama proses berlangsung.

Kuncinya adalah jangan pernah risi pada kotoran anak kita sendiri. Pada prosesnya akan ada saat anak mengompol atau pup ketika tidak mengenakan diapers. Itu artinya cucian menggunung akan menanti kita.
Namun, demi anak, apa pun kita lakukan, bukan? Tidak ada proses tanpa hasil dan hasil tidak akan menghianati proses. Lakukan dengan telaten, sabar, dan konsisten hingga sukses. Jangan cepat menyerah, ya, Ladies!

Selamat mencoba!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami