Hai, Smart Ladies!
Memahami dunia remaja menuju masa dewasa sangatlah unik. Mereka sudah tidak mau lagi dianggap anak-anak yang bisa manut diatur oleh orang tua di rumah dan guru di sekolah. Mereka ingin diakui sebagai pribadi yang sudah memiliki kematangan dalam berpikir dan bertindak, meski terkadang keputusan yang mereka ambil dapat merugikan diri mereka sendiri. Kadar emosi remaja yang belum stabil membuat mereka mudah mencoba hal yang sebenarnya tabu dan tidak boleh dilakukan. Ini terjadi karena rasa ingin tahu mereka yang sangat tinggi. Hal ini membutuhkan perhatian yang extra, di sinilah pentingnya peran orang tua dan guru dalam mendampingi tumbuh kembang mereka.
Jenjang pendidikan SMK adalah ujung masa remaja. Perkembangan kepribadian mereka akan menjadi identitas diri saat menapaki dunia baru, yaitu masa dewasa. Identitas pribadi mereka harus memiliki nilai-nilai positif, mengapa demikian? Sejatinya mereka masih ada dalam proses pencarian jati diri. Jika lingkungan baru dan pertemanan mereka tidak mengarah pada pembentukan karakter positif, besar kemungkinan mereka akan terbawa arus negatif yang merugikan. Jangan sampai si benda tipis gawai/ponsel yang setiap saat ada dalam genggamannya menjadi pembawa petaka besar karena mereka akan sigap berselancar mencari jawaban atas ketidaktahuannya, entah itu hal positif ataupun ha-hal yang mengarah pada perilaku negatif.
Upaya bersama perlu dilakukan agar para remaja kita tidak mengalami sindrom gegar budaya, hal ini untuk menjaga agar saat masuk ke lingkungan baru, mereka tidak terbawa arus pergaulan negatif yang merusak.
Pastikan saat mereka masuk lingkungan baru, sudah tertanam pendidikan karakter yang kokoh. Dengan demikian, mereka akan tahan terhadap segala tipu daya berkedok kemajuan teknologi. Peran orang tua sangat penting dalam mendidik anak-anak dengan pondasi iman yang kuat.

Ada beberapa hal yang bisa menjadi upaya bersama untuk memantau perkembangan anak :
1. Bangun Komunikasi antara Orang Tua dan Anak
Memasuki usia remaja, banyak hal yang mereka dapatkan dari pergaulan yang makin luas. orang tua juga harus peka dengan lingkungan baru anak-anak, seperti siapa teman dekatnya, bagaimana lingkungan di luar rumah, dan lain-lain. Ini semua harus dilakukan sepanjang hari.
2. Jalin Komunikasi antara Orang Tua dengan Guru
Orang tua harus membangun komunikasi secara intensif dengan pihak sekolah, khususnya wali kelas terkait perkembangan anak. Orang tua jangan merasa aman saat anak terlihat pergi pagi dan pulang tepat waktu sampai di rumah. Dalam beberapa kasus banyak orang tua yang terjebak, ada anak yang menghabiskan waktunya bukan di sekolah.
3. Optimalkan Peran Jurusan
Kompetensi keahlian yang mereka pilih harus menjadi tempat yang nyaman untuk menggali potensi diri, baik pengetahuan maupun keterampilan. Porsi belajar mereka lebih banyak praktik di laboratorium atau bengkel kerja jurusan. Oleh karena itu, peran tim guru mata pelajaran produktif sangat penting dalam pengembangan keterampilan diri anak.
4. Membuat Pola Bimbingan secara Intensif
Peran guru BP/BK di sekolah menjadi bagian terpenting dalam perkembangan siswa. Buat jadwal bimbingan agar setiap anak mendapat pelayanan yang baik terkait dengan mental mereka yang ada di fase remaja menuju dewasa.
5. Hadirkan Beragam Kegiatan Positif di Sekolah
Kegiatan ekstrakurikuler harus mampu mengakomodasi potensi diri anak. Ajang lomba kompetensi siswa di level sekolah perlu menjadi wadah yang tepat untuk mengasah keterampilan anak, di samping wadah lomba kompetensi yang biasa diadakan oleh pemerintah.
6. Penguatan Prospek Menuju Masa Depan yang Cerah
Anak yang memilih masuk SMK adalah mereka yang memiliki orientasi masa depannya mayoritas ingin langsung bekerja. Kurikulum saat ini mengakomodasi jumlah jam pada mata pelajaran PKK (Produk Kreatif dan Kewirausahaan) lebih banyak dibanding mata pelajaran lainnya. Ini sejalan program pemerintah dalam mengembangkan industri kreatif yang peluangnya sangat besar menunjang perekonomian bangsa.
7. Membangun Mental Sadar Bisnis
Pihak sekolah harus berusaha membangun mindset positif tentang bisnis. Luaskan pemahaman mereka bahwa lulusan SMK jangan hanya memiliki orientasi menjadi pekerja mengisi posisi operator di perusahaan saja. Mereka memiliki peluang yang sangat besar untuk berkembang menjadi pengusaha, merintis bisnis yang pangsa pasarnya sudah ditangkap dengan jeli. Bukan hanya sekedar mendapatkan profit yang besar, tetapi lebih utama membawa manfaat bagi masyarakat.
Harapan kita semua mudah-mudahan tercapai, semoga lulusan SMK tidak menjadi penyumbang pengangguran terbesar dalam proses perjalanan membangun Bangsa dan negara
SMK BISA !
Profil :
Yuliah, Guru SMK dan Ibu Rumah Tangga.