Saat ini, TV dan gawai bisa dinikmati oleh hampir semua kalangan, termasuk anak-anak. Berbagai saluran televisi dan media daring pun sering menampilkan film animasi yang identik dengan anak-anak. Efeknya, si kecil bisa menghabiskan lebih banyak waktu di depan TV atau bermain gawai dibandingkan berinteraksi dengan teman sebaya dan orang tuanya.
Berbagai hiburan ditawarkan melalui beragam kemasan antara lain film, permainan, acara unjuk bakat, dan reality show yang bisa dinikmati dari layar TV atau gawai. Bagi anak-anak, semua itu sudah pasti menyenangkan, bukan? Hanya saja, kita harus bijaksana dan selektif sebelum membolehkan buah hati menontonnya. Tayangan YouTube, misalnya, sudah menyamai tayangan di saluran TV berbayar. Namun, kita perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut sebagai filter saat memilih tontonan untuk si kecil.
1. Memiliki Muatan Edukasi
Saat ini, banyak tayangan yang memasukkan tokoh anak di dalamnya, tetapi isinya tidak mendidik. Oleh karena itu, kita harus pintar memilah mana yang boleh ditonton si buah hati dan mana yang harus dijauhkan darinya. Tak perlu risau, Ladies. Banyak, kok, tayangan yang memiliki muatan pendidikan. Hanya saja, kita harus jeli dan peka dalam memilihnya.
2. Memiliki Pesan Positif
Ladies, si kecil biasanya akan meniru adegan yang ditontonnya. Pilihkan tayangan yang berisi pesan-pesan positif untuk si kecil, misalnya berbuat baik kepada keluarga, teman, dan alam. Jauhkan si kecil dari tayangan yang menampilkan kekerasan dan perilaku buruk.
3. Menceritakan Kisah dan Karakter yang Baik
Oleh karena itu, pilihlah tontonan yang menceritakan kisah yang bagus, menarik, dan mengandung nilai-nilai kebaikan. Carilah cerita tentang tokoh yang menonjol kebaikan. Biasanya, anak-anak lebih cepat meniru perilaku tokoh yang disukainya.
4. Menginspirasi Anak
Sebuah tontonan yang baik adalah tontonan yang mampu menginspirasi buah hati untuk menemukan ide-ide baru dalam permainan dan kehidupannya sehari-hari. Dengan memilihkan tayangan yang baik, anak juga akan terinspirasi untuk berbuat sama.
5. Sesuai dengan Usia Anak
Jadi, kita harus pintar memilih tayangan yang benar-benar sesuai dengan usia anak. Saat ini, banyak tayangan dengan alur cerita yang rumit sehingga sulit dipahami anak. Selain itu, banyak juga tayangan kartun animasi untuk anak yang cerita dan tokohnya bersikap seperti orang dewasa.
Ladies, meskipun dikemas dalam bentuk animasi, sebuah tayangan TV, YouTube, atau film belum tentu sesuai untuk anak. Sebagai orang tua, kita wajib mengawasi dan mendampingi anak saat menonton sebuah tayangan, baik melalui televisi maupun gawai. Jangan sampai buah hati mendapat akses tontonan yang akan memberi dampak negatif terhadap tumbuh kembangnya. Lebih baik bersusah-susah di awal daripada menyesal di kemudian hari.