Joeragan artikel

Setahun Digantung( Makunin_pixabay.com)

Setahun Digantung

Sudah satu jam aku menunggu Anthony di dalam kafe ini. Satu jam pula aku bermain gawai, membunuh rasa jenuh.

Hujan di luar sana masih turun perlahan.

Kenapa dia belum datang juga, sih?

Anthony biasanya memberi kabar jika terlambat, tetapi hari ini tidak. Tidak salah jika aku khawatir, kan? Gawaiku tiba-tiba bergetar.

“Oh, pasti Anthony,” bisikku.

“Halo, Anthony. Ke mana saja, kamu? Aku sudah menunggu dari tadi,” tanyaku tanpa mengonfirmasi dahulu siapa yang menelepon.

“Halo, Candy. Ini Mama. Kamu di mana? Cepat pulang, Nak! Sudah malam!” Ternyata bukan Anthony, tetapi mamaku.

“Eh, Mama. Aku lagi menunggu teman di kafe. Sebentar lagi aku pulang, Ma.”

“Ya. Hati-hati di jalan, Nak.”

“Iya, Ma. Terima kasih.”

Malam itu, aku gagal bertemu Anthony. Aku memutuskan pulang setelah tak ada kepastian sampai kapan harus menunggunya. Aku dan Anthony sudah cukup lama menjalin hubungan, dari sekadar teman sesama relawan di Dinas Sosial hingga kemudian saling cinta.

Walaupun pendiam, Anthony memiliki pribadi yang hangat dan selalu peduli kepada teman-temannya. Dia juga punya jiwa sosial yang tinggi. Itulah yang membuatku suka.

Hari berganti hari. Bulan berganti bulan. Sudah satu tahun aku menunggu kabar darinya, tetapi tidak ada yang tahun Anthony ada di mana. Tak satu pun temannya yang tahu keberadaannya.

(Kau menggantungkan hubungan ini

Kau biarkan aku tanpa sebab.

Maunya apa ku harus bagaimana kasih

Sampai kapan kau gantung cerita cintaku memberi harapan.

Hingga mungkin ku tak sanggup lagi dan meninggalkan dirimu…)

Sebuah lagu terdengar dari aplikasi musikku.

 

“Lirik lagu ini mengingatkanku kepadamu. Di mana kamu?” gumamku.

Beberapa menit kemudian, terdengar bunyi notifikasi WA dari gawaiku. Setelah kubuka, ternyata ada sebuah pesan dari Anthony. Dengan tangan gemetar, aku segera membukanya.

[Candy, maaf, aku baru sekarang bisa memberitahumu. Saat ini, aku sedang menjalani perawatan di Singapura. Aku tidak ingin kamu khawatir dan bersedih. Doakan aku agar cepat sembuh, ya, biar bisa segera pulang ke Indonesia. I miss you.]

Tanpa sepengetahuanku, Anthony ternyata menderita leukimia sejak kecil. Segera kubalas pesan WA-nya. Aku tak ingin menunggu terlalu lama.

[Maafkan aku, Anthony. Aku sudah berpikiran yang macam-macam. Aku tidak tahu kamu sedang sakit. Aku akan selalu berdoa agar kamu cepat sembuh. I miss you, too.]

 

Editor: Saheeda Noor

#ajangfikminjoeraganartikel2021

#ghosting

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami