Joeragan artikel

Sepenggal Kisah tentang Ketekunan dan Keteguhan Hati Seorang Dosen

Halo, Smart Ladies!

Dwiana lahir di Ponorogo 39 tahun yang lalu. Profesi sebagai dosen ditekuninya sejak lulus perguruan tinggi. Ia sempat vakum selama beberapa tahun sebelum mulai menggeluti profesi itu lagi pada tahun 2009. Di awal kariernya, ibu rumah tangga dengan tiga anak yang beranjak remaja ini mengajar di sebuah sekolah menengah pertama dan beberapa lembaga bimbingan belajar. Sambil bekerja ia pun meneruskan kuliahnya sampai mendapatkan ijazah magister. Setelah itu, ia fokus mengajar di perguruan tinggi.

Wanita yang mencintai anak-anak ini, sangat menikmati kehidupannya sebagai seorang dosen. Ia senang mengajar karena memungkinkannya bertemu dengan orang-orang yang berbeda setiap hari. Ia sadar menjadi dosen tidak hanya dituntut untuk mampu mendistribusikan ilmu pengetahuan kepada mahasiswa, tapi juga mendidik karakter dan moral generasi muda. Karena itu, ia selalu berusaha menciptakan suasana yang akrab dengan para mahasiswanya.

Ia sering bersenda gurau bersama mereka di luar kelas. Selain membuatnya merasa fresh, juga memudahkannya untuk bisa masuk ke dunia mereka. Ia pun sering menjadikan obrolan bersama mahasiswa sebagai media untuk mengajarkan nilai-nilai, etika, dan memberikan nasihat.

Selain mengajar, ia aktif menulis artikel dan terlibat dalam program pengabdian masyarakat. Tentunya tidak mudah untuk melakoni profesi sebagai tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Sebab seorang dosen juga harus melakukan penelitian serta pengabdian sehingga aktivitas Dwiana setiap harinya benar-benar padat dan menguras tenaga. Meninggalkan rumah pagi-pagi dan pulang di sore hari sudah biasa baginya. Namun, karena semua dilakoni dengan ikhlas, ia tak pernah mengeluh.

Dwiana menyadari bahwa sebagian orang beranggapan menjadi dosen itu enak, gajinya besar, tapi kerjanya mudah. Pendapat ini datang dari mereka yang hanya melihat satu sisi kehidupan dosen tanpa melihat sisi lainnya. Bagi Dwiana satu-satunya cara untuk menepis anggapan negatif tersebut adalah dengan menjalani profesinya dengan penuh tanggung jawab baik saat mengajar, melakukan penelitian, atau melaksanakan pengabdian masyarakat.

Bagi wanita penggemar warna biru ini, menjadi dosen adalah profesi yang ideal. Statusnya sebagai istri dan ibu bisa dilakoni selaras dengan pekerjaannya. Hal itu karena jadwal kerjanya yang fleksibel dan sama dengan jadwal sekolah anak-anaknya termasuk jadwal liburan. Jadi, pada saat anak-anaknya sedang libur sekolah ia bisa menikmati waktu sepenuhnya bersama mereka.

Bagi Ladies yang ingin menjalin kerja sama secara profesional dengan Dwiana atau berbagi pemikiran mengenai dunia pendidikan, dapat menghubunginya di nomor telepon/ WA 082301103453. Bagi yang ingin menambah pertemanan di media sosial, Dwiana mempunyai akun FB Anna nae dan IG @anna.nae.

2 komentar untuk “Sepenggal Kisah tentang Ketekunan dan Keteguhan Hati Seorang Dosen”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami