Joeragan artikel

Sengit

 

Oleh : Rizky Amallia Eshi

Selalu ada kejutan di setiap hari-hari yang kulalui. Contohnya, ketika mendapati salah satu sahabatku, Juwita, ditaksir oleh dua cowok populer SMA Budi Daya. Padahal wajahnya tidak secantik namanya. Biasa-biasa saja. Menurut Antoni, jika dibandingkan dengannya, wajahku jauh lebih cantik.

Namun, seperti kata orang tua dulu, suatu saat akan tiba masanya wanita diperebutkan oleh dua cinta laki-laki. Kebetulan di bangku sma ini, Juwitalah yang mendapat gilirannya.

“Aduh, Siska,” keluh Juwita kepadaku suatu hari. “Aku bingung nih, harus pilih yang mana? Kak Yoga dan Kak Satria sama-sama ganteng,”

Yoga Pratama. Kelas 3 Kimia 1. Berbeda dua angkatan denganku dan Juwita. Ketua pelaksana masa orientasi kami ketika masuk sekolah ini. Sedikit nakal, berpenampilan kurang rapi, tetapi jago bermain musik. Hampir setengah jumlah siswi SMA Budi Daya pasti bermimpi bisa menjadi kekasihnya karena menyukai tipe badboy.

Sementara Satria Aji Nagara adalah mantan ketua osis di SMA Budi Daya. Kelas 3 Sosial 2. Genius. Peraih medali olimpiade catur tingkat nasional. Pecinta alam. Rapi dan selalu mengikuti aturan sekolah. Kebanggaan para guru. Akibatnya, tersebar kabar jika dia dijamin masuk kuliah ke ITB lewat jalur prestasi dan kemungkinan besar mendapatkan beasiswa. Rasanya tidak mungkin jika para siswi SMA Budi Daya tidak mengaguminya.

“Kapan ya, Antoni, aku bisa seperti Juwita. Diperebutkan dua siswa populer di sekolah,” curhatku kepada Antoni, tetangga rumahku yang sekolah di tempat berbeda denganku.

Saat itu aku dan Antoni duduk di teras rumahku usai belajar bersama. Aku menceritakan bagaimana romantisnya Kak Yoga yang memainkan piano dan bernyanyi untuk Juwita di hadapan seluruh penghuni sekolah usai penutupan acara tujuh belas agustusan. Juga tentang kerennya Kak Satria yang menggendong Juwita seperti seorang putri ke uks karena terluka ketika bermain lomba tarik tambang.

“Kamu yakin mau seperti Juwita?” tanya Antoni tiba-tiba membuyarkan khayalanku.

Aku menatapnya heran.

“Memang kenapa? Kamu juga tahu kan, bagaimana ganteng dan populernya kedua cowok yang memperebutkan Juwita?” ujarku kesal.?

Antoni yang sering mengantarku ke sekolah karena searah dengan sekolahnya, sangat tahu, bagaimana rupa Kak Yoga dan Kak Satria.

“Jangan marah dulu,” kata Antoni sambil mengeluarkan gawainya.

Dia mencari fitur galeri tempatnya menyimpan foto atau video. Aku hanya memperhatikan dari samping apa yang dilakukannya itu. Setelah dia menemukan video yang dicarinya, Antoni menyerahkan gawai tersebut sambil berkata, “Coba lihat ini.”

Aku segera menerima gawai tersebut dan memutar video yang dimaksud. Terlihat Kak Yoga dan Kak Satria yang sedang bersama di belakang sekolah Antoni. Sekilas tidak ada yang aneh sampai aku melihat rekaman keduanya saling beradu bibir dalam video itu. Untuk pertama kalinya aku bersyukur bahwa aku bukanlah Juwita.

RAE

#ajangfikminjoeraganartikel2021

#teenlit

#sengit

Editor : Fitri Junita

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami