Hai, Smart Ladies! Ladies yang mendapat anugerah anak berkebutuhan khusus mungkin pernah merasa bingung ketika akan menyekolahkan sang buah hati. Hal ini kerap terjadi tatkala sekolah reguler tidak menerima siswa berkebutuhan khusus. Namun, Ladies tidak perlu bingung karena kini ada sekolah inklusi.
Anak-anak berkebutuhan khusus bisa bersekolah di sekolah inklusi, tidak selalu harus bersekolah di Sekolah Luar Biasa atau SLB. Oleh karena itu, Ladies perlu mengetahui perbedaan antara sekolah inklusif dan SLB, sebelum menyekolahkan putra atau putrinya.
Lantas, apa yang membedakan sekolah inklusi dengan SLB?
1. Perbedaan Kategori Siswa Sekolah Inklusi dengan SLB
Sebelum membahas lebih lanjut tentang perbedaan kedua jenis sekolah tersebut, ada baiknya Ladies terlebih dahulu mengetahui definisinya. Sebuah sekolah dikatakan inklusi apabila institusi tersebut menerima anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama dengan siswa reguler. Hal ini tentu saja berbeda dengan Sekolah Luar Biasa yang hanya menerima siswa dengan kategori anak berkebutuhan khusus.
2. Materi Pelajaran
Anak-anak berkebutuhan khusus akan menerima materi pelajaran yang sama dengan anak reguler lainnya di sekolah inklusif. Namun, anak berkebutuhan khusus biasanya akan didampingi oleh seorang guru pendamping selama proses belajar berlangsung. Lain halnya apabila bersekolah di SLB yang materi pelajarannya disesuaikan dengan kemampuan anak.
Metode pembelajaran yang ada di SLB tentu saja sudah dirancang dan disesuaikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Hal ini berbeda dengan anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di sekolah umum. Mereka harus mengikuti metode pembelajaran yang sama dengan siswa reguler.
Materi-materi yang ada di SLB biasanya lebih banyak bersifat keterampilan dan kewirausahaan. Hal tersebut tentu saja penting sebagai bekal kemandirian anak ketika dewasa.
3. Kemampuan Kognitif Anak
Anak-anak berkebutuhan khusus yang memiliki kemampuan kognitif tinggi tidak ada salahnya untuk bersekolah di sekolah inklusif, tidak harus di SLB. Namun, apabila kemampuan kognitifnya rendah, sebaiknya orang tua menyekolahkan anaknya di SLB.
Orang tua hendaknya tidak memaksa anak berkebutuhan khusus yang memiliki kemampuan kognitif rendah untuk tetap bersekolah di sekolah reguler. Anak akan merasa tertekan dan depresi. Apabila dipaksakan, hal ini dapat berpotensi menghambat proses belajar di kelas.
Nah, Ladies, demikianlah beberapa perbedaan antara sekolah inklusi dan sekolah luar biasa. Pertimbangkan dengan matang sebelum memasukkan anak berkebutuhan khusus ke sekolah. Pilihlah sekolah yang sesuai dengan kemampuan kognitif anak. Selamat mendampingi anak-anak istimewa.
Editor: Reni Wulandari
#maratonmenulisartikel
#joeraganartikel