Joeragan artikel

SEHAT DENGAN MEMAAFKAN

Halo, Smart Ladies!

Pernahkah Ladies merasa kecewa atau sakit hati? Apa yang terjadi pada diri Ladies ketika hal itu terjadi? Tentunya, Ladies akan merasakan suatu kondisi yang tidak nyaman.

Ya, setiap orang akan berbeda dalam menyikapi rasa kecewa dan sakit hati. Ada yang menyikapinya dengan marah, menangis, menyalahkan orang lain, atau bahkan menyalahkan diri sendiri. Namun, ada juga yang mampu bersikap tenang dan tetap tersenyum. Reaksi mana yang sering Ladies tunjukkan? Apakah reaksi tersebut masih bersifat wajar atau sudah berlebihan?

Berpikir positif terhadap rasa kecewa dan sakit hati akan berdampak lebih baik serta dapat meningkatkan kematangan dan kedewasaan Ladies dalam menyikapi persoalan hidup. Sedangkan pikiran negatif yang berlangsung lama dan berkepanjangan justru akan menimbulkan efek besar pada kondisi kesehatan kita. Dalam bidang medis, bahasa populernya adalah psikosomatis.

Perasaan negatif seperti sedih, marah, ataupun dendam biasanya akan memengaruhi kestabilan hormon yang ada dalam tubuh kita. Metabolisme tubuh menjadi tidak bersinergi sehingga muncullah gangguan kesehatan, seperti sesak napas, sakit kepala, migren, lemas, serta tanda-tanda lainnya. Apabila hal ini sering terjadi dan dibiarkan berkepanjangan, dapat memunculkan gejala-gejala lain, seperti gelisah, tidak tenang, dingin di seluruh tubuh, atau sakit di satu atau beberapa bagian tubuh. Secara medis, gejala-gejala tersebut bisa saja disebut asma, vertigo, mag atau gastritis, hipertensi, hipotensi, serangan jantung, dan lain-lain.

Namun, Ladies, apabila kita mampu menyikapi rasa kecewa dan sakit hati dengan pikiran positif, fisik dan psikis kita akan tetap sehat. Caranya adalah dengan memaafkan. Memaafkan orang yang mengecewakan dan menyakiti kita, memaafkan keadaan yang membuat kita kecewa, dan memaafkan diri kita sendiri.

Mungkin Ladies pernah mendengar kalimat, “mudah untuk memaafkan, tetapi sulit untuk melupakan“. Barangkali itu benar, tetapi sesungguhnya itu hanyalah sebuah upaya pembenaran dari ketidaksadaran kita untuk mempertahankan rasa kecewa, kesal, dan marah. Padahal, ketika mampu memaafkan, itu akan sangat membantu menjaga kondisi kesehatan kita, baik secara fisik maupun mental dan menjadikan kita pribadi yang kuat.

Hal ini sebagaimana tersebut dalam sebuah hadis Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassalam, “Orang yang kuat bukan yang banyak mengalahkan orang dengan kekuatannya. Orang yang kuat hanyalah yang mampu menahan dirinya di saat marah.” (HR. Al-Bukhari no. 6114)

Memaafkan adalah sebuah sikap dari seseorang agar terlepas dari perasaan negatif. Ketegangan akibat dendam yang melelahkan, terlepas dari apakah pihak yang dimaafkan itu layak atau tidak untuk dimaafkan. Memaafkan pada dasarnya bukan untuk orang yang telah mengecewakan dan menyakiti kita, melainkan untuk diri kita sendiri demi menjaga kondisi kesehatan fisik maupun mental/batin kita.

Sebaliknya, tidak memaafkan berarti menyimpan rasa sakit, kecewa, serta marah dan dendam. Kondisi ini akan berdampak terhadap penurunan fungsi kekebalan tubuh, aktivitas hormon dan darah menjadi tidak sinkron, serta sistem kinerja kardiovascular dan saraf pun menjadi terganggu. Akibatnya, muncullah berbagai gangguan penyakit dalam diri kita.

Smart Ladies, mari terus melatih diri menjadi pribadi yang pemaaf. Hal ini sebagai upaya untuk menjaga kesehatan fisik dan psikis kita agar mampu produktif menjalankan segala aktivitas hidup, termasuk beribadah demi mendapatkan rida-Nya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami