Joeragan artikel

Samayanti, sang Kartini modern dari Bone

Samayanti, Kartini Modern dari Bone

Hai, Smart Ladies!

Mendobrak tradisi, terlebih tradisi yang sudah berlangsung turun-temurun adalah pekerjaan yang sangat berat dan terasa mustahil dilakukan oleh seorang gadis muda yang baru lulus SMA. Namun, dengan tekad yang kuat untuk menjadi sarjana dan membuktikan bahwa perempuan bisa maju, Samayanti melawan kemauan orang tua yang ingin menikahkannya dengan seorang lelaki dari kerabat.

Anty, panggilan akrab Samayanti, menghadapi cibiran para tetangga dengan tegar. Pada saat itu, belum ada orang di kampungnya yang berhasil menjadi sarjana sehingga cita-citanya hanya menjadi bahan celaan warga desa. Terlebih lagi, dia baru saja menyelesaikan SMA-nya. Akhirnya, Anty melanjutkan pendidikan setelah berhasil meyakinkan orang tuanya bahwa perempuan juga berhak mendapatkan pendidikan yang tinggi.

Anak kedua dari tiga bersaudara ini berhasil diterima di IKIP Ujung Pandang (sekarang Universitas Negeri Makasar). Perjuangannya tidak sia-sia, dia berhasil menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1999 dan menjadi sarjana pertama di desanya. Pada tahun itu juga, dia diangkat menjadi Pegawai Negara Sipil (PNS).

Perjuangannya tidak berhenti sampai di sini. Setelah menjadi PNS, perempuan yang memiliki hobi membaca dan berolahraga ini mendapat tugas mengajar di SMPN 4 Awangpone. Lokasinya ada di sebuah desa terpencil di Kabupaten Bone. Mengajar dan tinggal jauh dari orang tua tidak membuat perempuan kelahiran Bone tanggal 26 April 1974 ini patah semangat. Dia terus berjuang demi memajukan anak-anak di desa terpencil tersebut selama lima belas tahun. Pada tahun 2013, dia dipindahtugaskan ke SMPN 8 Watampone. Saat ini, Anty aktif sebagai pengurus Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPA Kabupaten Bone.

Dia juga pernah menjadi trainer Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) guna membekali anak didiknya dengan keterampilan sikap untuk menghadapi segala tantangan dalam hidup. Mendidik mereka agar mampu berpikir kritis, memiliki rasa empati yang tinggi, mampu bernegosiasi, bekerja sama, dan keterampilan lain.

Tidak puas sampai disini, ibu empat anak ini masih memendam keinginan besar untuk membuat dan menerbitkan buku biografi tentang dirinya. Dia ingin kisah hidupnya dapat menginspirasi para perempuan di Indonesia, terutama perempuan Bone bahwa kita tidak harus selalu mengikuti tradisi nenek moyang. Selama kita yakin dengan kemampuan diri, menjalaninya dengan kesungguhan hati, dan berdoa, pertolongan Allah pasti datang serta semua usaha kita terasa ringan.

Jadi, Ladies, kejarlah mimpi dan cita-citamu, lakukan dengan keteguhan hati dan fokus, serta banyak-banyaklah berdoa agar semua cita-citamu dapat diraih. Dengan pertolongan Allah SWT, tidak ada yang mustahil di dunia ini

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami