Joeragan artikel

Reuni Tetap Positif Bila Dilakukan Seperti Ini

Apa yang terlintas ketika mendengar kata REUNI? Iya, pasti Smart Ladies membayangkan betapa bahagianya masih bisa bertemu teman yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Penasaran keseruan apa yang akan dirasakan nanti.

Tapi tidak semua orang suka dan berpandangan positif tentang reuni ini. Ada yang beranggapan reuni itu hanyalah ajang pamer kesuksesan dan kekayaan, ajang gibah, bahkan ada yang tidak mau hadir atau melarang pasangannya untuk datang diacara reuni, baik itu reuni SD, SMP, SMA atau kuliah sekalipun.

Mereka takut berujung pada reuni hati mantan alias CLBK atau perselingkuhan, baik itu selingkuh secara fisik atau hanya sekadar selingkuh hati. Bahkan yang lebih parah lagi, berujung pada perceraian dengan pasangan yang sudah bertahun -tahun hidup bersama.

Terlepas dari pro kontra mengenai reuni, sebetulnya acara ini bisa menjadi ajang silaturahmi yang sangat bermanfaat bila konsepnya jelas dan terencana. Hal ini bisa meminimalkan dampak negatif dari reuni itu sendiri. Panitia sebisa mungkin membuat acara yang tidak didominasi oleh hal-hal yang sifatnya permainan dan sekedar hura-hura, tetapi lebih diisi dengan hal yang bermanfaat seperti konsep pengajian atau seminar.

Dengan materi yang netral, bisa diterima oleh semua peserta yang tentunya beragam baik dalam keyakinannya, kapasitas keilmuannya, maupun status sosialnya.

Berikut hal-hal yang harus diperhatikan agar reuni tetap bernilai positif dalam kehidupan Smart Ladies:

1. Menjadikan reuni sebagai sarana untuk menjalin silaturahmi dan saling bertukar informasi.
2. Jangan menjadikan reuni sebagai ajang unjuk kesuksesan dan tebar pesona yang akan mengakibatkan terganggunya hubungan dengan pasangan atau berkurangnya waktu untuk keluarga.
3. Memposisikan diri sebagai teman yang sederajat seperti waktu masih bersama-sama. Sehingga terbentuk suasana kekeluargaan yang kental.
4. Jangan bergunjing. Berceritalah yang wajar tentang kenangan masa saat bersama-sama dulu.
5. Jadikan reuni sebagai sarana kerjasama untuk melakukan amal kebaikan, sehingga reuni bukan hanya sekedar kumpul lalu bubar tanpa memberi kesan yang bermanfaat.
6. Memperhatikan adab pergaulan dengan lawan jenis terutama untuk yang sudah punya pasangan agar tidak terjadi hal-hal yang mengarah pada perbuatan dosa dan maksiat.

Pada akhirnya pilihan untuk menghadiri atau terlibat dalam kepanitiaan sebuah reuni diserahkan kambali kepada masing-masing individu. Karena sebagai makhluk sosial setiap orang membutuhkan interaksi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Hal yang harus diutamakan adalah tetap menjaga perasaan pasangan dan keluarga inti Smart Ladies, karena waktu yang dulu sudah berbeda dengan kehidupan yang saat ini kita jalani. Jangan sampai tradisi reuni membuat lupa batasan interaksi antara laki-laki dan perempuan, membuat Smart Ladies tidak sadar ada perasaan yang akan tersakiti. Tetaplah meluruskan niat dan berinteraksilah dalam batas yang sewajarnya.

Selamat menikmati momen reuni dan jadikan sebagai bagian cerita yang terindah, Smart Ladies.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami