Hampir satu jam aku duduk di sini. Mendengarkan celotehan gadis berkulit hitam manis yang duduk di hadapanku. Jujur kuping ini sudah panas. Ingin sekali aku menghentikan semua curahan hatinya, tetapi aku berusaha untuk tetap menyimak.
Sebenarnya malam ini, aku ingin menyatakan perasaan yang telah lama aku simpan. Apa daya nyaliku tak sekuat penampilanku dari luar.
“Jadi gitu Koh Der, menurut lu, gimana?” Kalimat terakhir yang aku dengar dari Almira, gadis cantik keturunan Arab sahabatku sejak SMU itu.
“Ya gue tahu, lu naksir Ryco dari SMU! Enggak ada salahnya besok pas reuni lu utarakan itu,” jawabku sekenanya dengan perasaan yang sedikit sakit.
“Iya ya, Koh, tapi gue takut cinta ini bertepuk sebelah tangan aja!” kata Almira sedikit lesu.
“Kan belum dicoba, coba aja tidak apa-apa, daripada bertahun-tahun lu pendam!” Aku berusaha menyemangati karena tidak tega melihat dia bersedih.
“Bener juga ya, lu emang sahabat sejati gue! Besok temenin yah, kalau gue ketemu Ryco!” kata Amira lagi.
“Iya dah, sekarang yuk kita pulang udah malem, ayo gue anter lu pulang!” pungkasku kemudian.
***
Keesokan harinya, acara reuni yang dinanti telah tiba. Aku dan Almira berjanji untuk masuk tempat acara bersama-sama. Setelah memarkirkan mobil, aku tunggu Almira yang belum datang di pelataran parkir SMU Nusantara.
Sambil menyesap sebatang rokok, aku menikmati perubahan-perubahan yang terjadi pada SMU itu. Lima tahun meninggalkannya membuatku hampir tak mengenali sekolah itu. Gedung sekolahku sekarang begitu megah dan mentereng. Tidak seperti ketika aku masih bersekolah.
“Halo, Koh Der, apa kabar?” Tiba-tiba pundakku di tepuk dari belakang. Ternyata dia Henryco, lelaki pujaan hati Almira.
“Hei, Tobing! Kabar baik bro, wah, makin ganteng, makin klimis aja, nih!” pujiku kepada lelaki yang telah mencuri cinta pujaan hatiku itu.
“Halah, lu tuh makin keren, makin mirip Daniel Mananta!” kata Henryco balik memuji.
“Hahaha, lebay lu, oh iya gue masih nunggu Almira, kita masuk sama-sama, ya!” pintaku pada Ryco. Kemudian dibalas dengan anggukan tanda setuju darinya.
Sambil menunggu kedatangan Almira, kami berbincang-bincang tentang segala hal. Sesekali aku amati lelaki itu. Henryco Majaret Lumban Tobing, peranakan Sunda Batak, memang pantas membuat kami para lelaki yang satu sekolah dengannya menjadi iri.
Kecerdasan yang dimilikinya, wajah ganteng ditambah berasal dari keluarga terhormat, membuat banyak gadis di SMU Nusantara tergila-gila padanya, termasuk Almira Abdullah. Gadis yang selalu dekat denganku.
“Koh Der!” Teriakan Almira dan lambaian tangannya dari jauh menghentikan obrolan kami berdua. Aku segera membalas lambaian tangan Almira dan mengisyaratkan untuk segera menghampiri kami.
Tak lama kemudian, Almira sudah bergabung dengan aku dan Ryco. Lalu kami bertiga menuju Aula sekolah tempat berlangsungnya acara reuni.
Aku sengaja memberi ruang kepada Almira dan Ryco agar bisa berbincang berdua. Dari kejauhan terlihat Almira begitu gugup dan sering salah tingkah dengan Henryco. Namun, pancaran matanya selalu menyiratkan kekaguman dan rasa cinta yang dalam. Bertahun-tahun tidak bertemu, rasa cinta Almira ternyata tidak pupus pada Henryco.
Ya sudahlah aku ikhlaskan Almira memilih Henryco agar gadis pujaanku itu bahagia. Rasaku padanya biar kusimpan rapat dalam hati. Lamunku sambil menatap kosong pada pementasan kabaret yang tengah berlangsung di panggung.
“Koh Der, ayo, pulang!” Tarik Almira membuyarkan semua lamunan di kepalaku. Dengan langkah cepat aku mengikuti Almira.
Kulihat mendung bergelayut di pelupuk matanya. Belum sempat aku bertanya, langkah Almira semakin cepat hingga di sebuah lorong yang sepi, dia membalikkan badan dan menatapku.
“Koh Der, Ryco ternyata sudah nikah!” kata Almira diikuti tangisan yang tak terbendung.
_END_
#OSOFFDay13
#CintaBertepukSebelahTangan
#Romance
#558kata