Joeragan artikel

Rekam Jejak

Satu jam menuju waktu pulang kerja, Naima berhasil menyelesaikan desain gaun pengantin yang diminta atasannya. Tidak sulit bagi gadis lulusan desain di Singapura itu melakukan tugas pertamanya sebagai pekerja baru. Saat hendak membubuhkan tanda tangan di pojok bawah desain tersebut, seorang senior datang menghampirinya.

“Bagus banget hasil desainmu. Tapi kayaknya akan lebih bagus kalau gaun pengantin ini pakai tipe ekor watteau daripada ekor cathedral. Coba kubawa ke Miss Casandra untuk tanya pendapatnya,” ucap Selin menyambar kertas desain Naima.

“Tapi, Kak.” Naima mencoba menghentikan Selin. Dia belum menuliskan namanya di kertas itu. Namun, Selin sudah melangkah cepat menuju ruangan atasannya.

Beberapa menit kemudian, Casandra ke luar ruanganโ€”diikuti Selinโ€”menuju meja Naima. Wanita berusia 35 tahun itu meminta hasil desain milik Naima.

“Lho, tadi aku su ….”

“Baru dapat tugas pertama, sudah alasan saja kamu. Contoh tuh seniormu, Selin. Dalam waktu singkat dia sudah bisa menyelesaikan desain yang sangat bagus ini. Pokoknya, besok pagi kamu harus setor desain yang aku minta.” Casandra berlalu menuju meja lain, disusul Selin yang melotot pada Naima. Seakan menyuruh anak baru itu untuk tutup mulut.

Naima keluar kantor menuju halte bus dengan tangan terkulai lemah. Gadis yang mengenakan blus berlengan dan rok panjang ketat yang dibuat kakaknya itu, seketika menoleh saat seseorang memanggilnya.

“Yuk, bareng naik busnya. Kamu tadi dapat masalah gara-gara Selin, ya?” tanya Farisa, yang kini sudah berjalan beriringan dengan Naima. Sementara itu, Naima hanya mengangguk lemah.

“Hati-hati aja sama dia. Selin itu selain penjilat dan suka cari muka sama atasan, dia juga tukang jiplak desain orang lain,” geram Farisa.

“Apa gak dilaporin aja ke Miss Casandra, Kak?” usul Naima sambil menaiki bus yang baru berhenti.

“Dia masuk pakai orang dalam, Na. Makanya kemampuan desainnya buruk dibanding kita yang masuk pakai seleksi,” jawab Farisa.

Dua bulan kemudian, Selin tengah mengatur detak jantung, menanti namanya dipanggil untuk mengikuti wawancara kerja. Sejak kejadian mengakui desain Naima, gadis itu tiba-tiba dipecat langsung oleh direktur. Selin menuduh Naima telah mengadu pada direktur hingga dia dipecat. Sementara itu, Naima membela diri karena dia bahkan tak mengenal direktur.

Saat diwawancarai seorang HRD dan manajer desain, Selin hanya bisa mematung mengetahui bahwa manajer itu adalah Naima. Namun, yang membuatnya heran, manajer itu berhijab.

Dia mungkin hanya kebetulan mirip dengan Naima, batin Selin.

“Namamu Selin, ya? Pernah bekerja di Blossom Fashion Design, tetapi kenapa malah berhenti dan melamar kerja di sini?” tanya manajer itu sambil melihat CV Selin.

“Saya ingin mencari pengalaman baru dengan terjun ke hijab fashion, Bu,” jawab Selin semantap mungkin. Namun, kebohongannya terbaca mudah oleh HRD.

“Sayangnya, saya tidak butuh karyawan tidak berbakat dan mudah berdusta sepertimu. Saya sudah tahu rekam jejakmu di Blossom,” ucap manajer itu datar.

Rupanya manajer itu adalah kakak Naima dan teman baik Direktur Blossom. Selin akhirnya gagal tes dan terpaksa bekerja di luar bidang desain, karena rekam jejak buruk yang ditorehkannya.

 

Indramayu, 9 Juli 2021
Penulis : Nita Yunsa
Editor : Dian Hendrawan

#ajangfikminJoeraganArtikel2021
#Day4
#TemaPenjilat

1 komentar untuk “Rekam Jejak”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami