Joeragan artikel

Plagiasi

Amazingdhee

Aku menuju ruang rapat dengan terburu-buru. Sekilas kulirik jam tangan, terlambat lima belas menit! Duh, sialnya hari ini.

Terlihat ibu direktur hadir, lalu jajaran manager dari berbagai divisi hadir pula. Tampak mata mereka menatap ke arahku, maklum dinding ruang rapat adalah kaca.

Aku membuka pintu.

“Maaf saya terlambat.”

Tak ada sahutan.

“Ok, Glen, sekarang waktumu mempresentasikan rencana untuk gathering para arsitek,” terdengar suara tegas ibu direktur.

“Baik, Bu.”

Aku menatap Glen yang berjalan ke arah whiteboard, menyalakan proyektor LCD, lalu mataku terbelalak!

Tampak gambar-gambar yang muncul di whiteboard adalah desainku! Susunan kalimatnya, semuanya adalah presentasiku! Buatanku!

Ya, rapat kali ini aku dan Glen masing-masing memaparkan presentasi gathering yang akan diadakan bulan depan. Aku dan Glen berada dalam satu divisi, yaitu marketing communication.

Aku tercekat, tenggorokanku kering, dan degup jantung berdetak tak karuan. Harusnya itu presentasiku. Bagaimana bisa Glen mendapatkan semuanya? Lalu aku harus mempresentasikan apa?

Flashdisk berisi materi presentasiku, kegenggam erat. Telapak tanganku basah bergetar. Menahan kaget dan amarah.

“Cindy, giliranmu!” suara tegas ibu direktur terdengar.

“Ma … maaf, saya belum mempersiapkan presentasi. Bisakah saya diberi kesempatan besok?”

Ruang rapat yang semula hening berubah seketika. Terdengar suara para peserta rapat saling berbisik. Aku tak tahu apa yang mereka bicarakan. Suara mereka terdengar bak dengungan ribuan tawon di telingaku.

Dengan langkah gontai, aku izin keluar dari ruang rapat menuju kamar mandi. Dalam kamar mandi, kutuangkan tangis. Marah, benci, dan jijik berbaur menjadi satu.

Ketika pintu kamar mandi kubuka, tampak Glen berdiri di samping cermin dengan senyum yang menurutku jahat sekali.

“Brengsek kau Glen!” ujarku kepada Glen dengan sangat geramnya.

“Sudahlah, itu hanya kisah satu malam nan romantis. Aku ke sini cuma mau bilang, idemu bagus. Selain cantik, kau pintar. Pintar isi kepala dan pintar di ranjang. Cuma kau tak pintar menyimpan flashdisk-mu.”

Ah, betapa mudahnya aku terbuai oleh Glen. Kenapa aku mau saja menuruti ajakannya malam itu. Pelupuk mataku kembali dipenuhi air mata. Glen pun pergi meninggalkanku begitu saja.

#OSOFF
#Day2

 

 

 

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami