Joeragan artikel

Persaingan Yang Manis

Daun yang kering jatuh berserakan bukan karena ia ingin. Bunga yang gugur bukan karena tak ingin subur. Ranting yang patah bukan karena ia lemah. Semua karena memang begitu takdirnya.

Hangat mentari, sejuknya pagi, dan secangkir kopi ditakdirkan untuk dinikmati. Dinginnya bulan, sunyinya malam, dan mimpi ditakdirkan untuk melepaskan lelahnya hati.

Teng … Teng … Teng …!

Kiara sontak terbangun mendengar suara bel pulang sekolah. Ya, ia memang sering tertidur di kelas. Hal ini disebabkan gadis ini harus terjaga di malam hari, menemani ibu tercinta yang sedang sakit.

“Ya ampun, aku ketiduran lagi. Sudah terlambat pulang, Ibu pasti mencariku,” gumam Kiara sambil bergegas merapikan bukunya, lalu menyimpan ke dalam tasnya.

Meski sering merasa kelelahan karena mengurus ibunya, Kiara tidak pernah bolos sekolah. Justru ia selalu menjadi juara pertama. Saingan terberatnya adalah Alex Andrian, anak dari keluarga mampu dan otaknya cemerlang. Hubungan Kiara dan Alex memang tidak pernah akur. Mereka selalu bersaing untuk mendapatkan nilai terbaik di kelasnya.

Kiara berjalan cepat menuruni tangga gedung sekolahnya. Namun dari sisi yang tak terduga Alex membuat dirinya terkejut dan menjerit.

Alex yang selalu jahil terhadap Kiara, membuat Alex puas ketika sudah membuat Kiara kesal. Alex tertawa dan lari menghindari kejaran Kiara.

“Alex, demi apapun tidak akan aku maafin!” Kiara berteriak dan mengejar Alex.

Mereka berlarian di lorong jalan menuju parkiran, bak remaja yang sedang dimabuk cinta. Teman-teman mereka sudah hafal dengan kelakuan Kiara dan Alex, sehingga tidak lagi menjadi pusat perhatian.

“Kiara.. kiara… tunggu. Baiklah aku menyerah. Tolong berhenti mengejarku.” Alex memohon agar Kiara berhenti.

Kiara tak peduli dengan permohonan Alex, dan tetap bersikeras mengejar laki-laki itu. Saat Kiara masih mengejarnya, tiba-tiba Alex berhenti sehingga Kiara terjatuh karena menabraknya.

“Sudah ku bilang aku menyerah. Aku minta maaf sudah membuatmu marah.” Ujar Alex sambil membantu Kiara yang terjatuh. Namun gadis itu malah menangis, sehingga membuat Alex lebih ketakutan dan merasa bersalah.

“Sakit, Ki, kamu masih marah? Tolong berhenti menangis, ya,” bujuk Alex dan terus berusaha mendamaikan perasaan Kiara. Sayangnya tangis Kiara semakin kencang.

“Aku capek selalu dijahilin kamu, Alex. Kamu jahat. Kalau kamu tersinggung karena peringkatku, aku akan mengalah untuk kamu,” cerocos Tiara. Ia sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan temannya itu.

“Tidak begitu, Ki. Sini aku bantu bangun dulu. Kita duduk di sana, yah,” rayu Alex sambil menuntun Kiara.

“Baiklah teman-teman, terimakasih sudah datang di acara temu alumni sekolah kita. Mari kita mulai acara yang pertama.”

Suara merdu pembawa acara membuat Kiara tersadar, ternyata semua itu adalah bayangan masa lalu. Kenangan antara ia dan Alex yang pernah bersaing memperebutkan peringkat pertama di sekolah. Kini ia hanya tertawa mengenang semuanya, karena semua kisah mereka berdua adalah takdir yang Tuhan atur. Tidak ada dendam diantara mereka. Bahkan ia tersenyum menyapa Alex yang duduk di depannya.

 

Editor : Indah Taufanny

#ajangfikminjoeraganartikel

#day3

#tema_persaingan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami