Joeragan artikel

Peri Kupu-Kupu Willgard Krause dari Pixabay

Peri Kupu-Kupu

Setiap malam, sebelum tidur, aku selalu membayangkan seorang pria tampan nan kaya menghampiriku. Apakah aku sedang mengalami halu?

Jam dinding sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Kupejamkan mata perlahan dan tak sadar aku tertidur pulas.

Tiba-tiba aku berada di suatu tempat lain. Aku berjalan di atas padang hijau menggunakan dress putih dan headpiece bunga ros. Aku tak beralas kaki. Rambutku panjang, agak ikal, dan berwarna coklat. Di tanganku menempel sebuah gelang permata biru nan bercahaya.

Aku berjalan menyusuri sungai kecil yang airnya mengalir bersih. Kutemukan sebuah pohon besar. Aku menaiki cabang pohon itu dan menemukan sebuah lubang pintu kecil. Kucoba memasukkan tangan ke lubang itu. Aku kaget. Tiba-tiba keluar kupu-kupu warna warni. Kemudian, kulihat seekor kupu-kupu yang tubuhnya berbentuk seperti ratu. Dia memiliki mahkota berlian di kepalanya.

“Selamat datang, Putri Cantik,” sapanya kepadaku.

“Aaaku. Aku minta maaf, sudah mengganggu kalian,” jawabku ketakutan.

Kupu-kupu ratu bisa berbicara kepadaku, aneh rasanya.

“Kamu memang tercipta untuk bertemu denganku. …,” jelasnya sambil tersenyum. Dia terbang mengelilingiku.

“Oh! Benarkah? Aku ingin menikah, Peri Kupu-Kupu,” sahutku bersemangat.

Peri kupu-kupu itu memejamkan mata. Tangannya mengeluarkan sinar. Kemudian, dilemparlah sinar itu dan berubah menjadi bintang kecil.

“Ambil bintang ini dengan tanganmu!” perintah Peri Kupu-Kupu.

Kuraih dan kugenggam bintang itu, lalu kututup mataku. Aku terperanjat. Kini, aku berada di sebuah istana putih yang besar. Aku memakai gaun putih berbunga-bungu dan dikelilingi banyak kupu-kupu kecil yang cantik. Rambutku terurai dengan mahkota berlian di kepalaku. Aku bercermin dan tersenyum sendiri.

“Selamat datang, Putri Kupu-Kupu,” sapa seorang lelaki di belakangku.

Aku menoleh. Kulihat seorang ksatria berbaju putih di belakangku. Dia sangat tampan dan bersahaja. Dia memperkenalkan diri kepadaku.

“Hari ini adalah hari pernikahan kita,” katanya.

Aku bahagia. Tak kusangka, peri kupu-kupu mempertemukanku dengan seorang lelaki tampan. Kami menikah di hadapan sebuah sinar besar. Ksatria itu memasukkan cincin berlian cantik di jari manisku. Aku tersenyum saat dia mencium kening dan bibirku. Kupeluk mesra ksatria itu.

Dia membawaku ke sebuah ruangan untuk beristirahat. Kulihat kasur besar dengan tirai putih yang halus dan bertabur bunga mawar. Aku merebahkan diri di kasur itu sambil memejamkan mata.

“Ica, bangun. Ayo ke pasar!” teriak ibu.

Aku terbangun. Aku bermimpi bertemu pangeran lagi. Ah, semoga segera terwujud semua mimpi indahku. Kulihat jam dinding, ternyata sudah pukul lima subuh. Aku bergegas bangun, salat dan berangkat ke pasar.

 

#ajangfikminjoeraganartikel2021

#temaperipohon

#day12

Editor : Saheeda Noor

 

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami