Smart ladies, saat ini anak-anak banyak yang demam, batuk, pilek, bahkan diare, serta frekuensi buang air kecil yang dari 8 kali sehari. Sebenarnya harus segera dibawa ke dokter saat mengalami gejala-gejala tersebut.
Beberapa negara di dunia anak-anak banyak mengalami gagal ginjal akut.
Di Indonesia tercatat oleh kementrian kesehatan. Di Indonesia telah tercatat oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia kasus-kasus gagal ginjal akut tersebut. Terbanyak di DKI Jakarta yaitu 57 kasus,diikuti Jawa Barat 36 kasus, Jawa Timur 25 kasus, Aceh 30 kasus, Sumatra Barat 19 kasus.
Jika anak mengalami demam, batuk, diare, dan gejala lain, sering kali ibu memberikan obat sirup yang banyak beredar di apotek atau warung.
Menurut Kementerian Kesehatan, seharusnya orang tua pasien membeli obat yang diresepkan dokter. Saat ini, obat sirup untuk sementara tidak diperbolehkan beredar.
Dokter juga diwajibkan memberikan resep obat puyer yang diawasi oleh BPOM dan Polri agar tidak berisiko yang lebih besar lagi.
Anak yang mengalami gagal ginjal akut kondisi ginjalnya tidak membuang air.
Anuria atau oliguria adalah suatu gejala ginjal yang tidak menghasilkan cukup urine terjadi tiba-tiba. Volume buang air kecil menurun, bahkan pada siang hari tidak ada urine selama 6-8 jam yang mencangkup infeksi saluran pencernaan dan gejala ISPA.
Kementrian kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia saat ini sedang meneliti penyebab penyakit gagal ginjal akut pada anak.
Bekerjasama dengan Polri, BPOM, ahli Epidemiologi, ahli Ekologi, dan Puslab telah diteliti sampel obat yang diminum pasien. Hasilnya menunjukkan sementara ini telah menemukan senyawa yang menyebabkan gagal ginjal akut ada risiko yang harus ditelusuri.
Menteri Kesehatan menghimbau kepada para Apoteker untuk menjual obat dalam bentuk tablet, kapsul, suppositoria, dan lainnya.
Dokter Syahril juru bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengatakan bahwa sebaiknya konsultasi dengan dokter atau tenaga medis saat meresepkan obat untuk anak.
Jika demam, batuk, dan pilek, Kementerian Kesehatan menghimbau kepada tenaga kesehatan, orang tua, keluarga pasien, untuk menginformasikan obat-obatan yang diberikan.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa ada obat antidotum yang saat ini beredar di Indonesia yaitu Fomepizol 1,5 ml yang tiba di Indonesia dari Jepang.
Obat tersebut merupakan donasi PT Takeda Indonesia yang sudah diteliti oleh laboratorium RSCM Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta.
Obat antidotum akan diberikan secara gratis kepada seluruh pasien gagal ginjal akut di Indonesia. Lebih lanjut, dalam keterangannya juga akan didistribusikan sesuai kebutuhan rumah sakit rujukan di tingkat provinsi seluruh Indonesia.
10 dari 11 pasien setelah diberi fomepizol berangsur-angsur membaik satu anak diperbolehkan pulang 3 anak sudah tidak membutuhkan ventilator lagi.
Obat ini gunanya membersihkan tubuh dari racun bersamaan dengan terapi cuci darah di dalam tubuh. Obat ini diberikan melalui suntikan, di rumah sakit oleh tenaga profesional. Selama pemberian obat harus selalu diteliti pernafasan tekanan darah kadar oksigen ginjal dan tanda-tanda vital lainnya.
Fomepizol mengobati keracunan etilen glikol dan methanol, nama merek yang umum adalah antisol. Dikutip dari Everyday.com obat ini gunanya untuk membersihkan tubuh dari racun bersamaan dengan terapi cuci darah di dalam tubuh. Selama pemberian obat harus selalu diteliti pernafasan, tekanan darah, kadar oksigen, ginjal, dan tanda-tanda vital lainnya.
Untuk jantung perlu diperiksa menggunakan elektrokardiogram. Upayakan setiap hari dokter mengontrol keadaan anak-anak saat di rumah sakit. Agar segera ditangani.
Editor: Rika Nurhidayati
#maratonmenulisartikel
#joeraganartikel