Joeragan artikel

Nasi goreng Mang Adul [Abie Rachman from Pixabay]

Nasi goreng Mang Adul

Oleh: Nurhasanah

“Pak, tadi pergi ke pasar berdua dengan ibu, ‘kan? Kok pulangnya sendiri?” tanya Gina kepada bapaknya yang baru saja tiba di rumah.

“Oalaahhh, Bapak lupa! Ibumu masih di dalam pasar,” jawab Mang Adul tertawa.

Gina pun ikut tertawa menyaksikan tingkah bapaknya. Laki-laki bertubuh gemuk itu meletakkan belanjaan yang baru saja dibawanya dari pasar. Ia segera memutar balik motornya untuk menjemput sang istri yang ditinggalkan begitu saja. Tadi, istrinya masuk kembali ke pasar karena ada barang yang belum dibeli.

Sejak kecelakaan setahun yang lalu, Mang Adul memiliki sifat pelupa. Ia cukup lama terbaring di rumah sakit karena kecelakaan itu. Menurut sebagian orang, Mang Adul mengalami korsleting karena benturan keras di kepalanya.

Saat tiba di pasar, Mang Adul melihat Ibu Aminah, istrinya sedang kebingungan. Ia segera menghampiri sang istri tanpa rasa bersalah sedikit pun. Seperti biasa, Mang Adul hanya menampakkan senyumnya yang lebar. Setelah memastikan sang istri sudah duduk di boncengan, Mang Adul pun memacu kendaraan roda duanya, pulang.

Kedatangan keduanya disambut oleh putri tunggal mereka.

“Bu, tadi Ibu ditinggal Bapak di pasar, ya?” tanya Gina sambil memegang perutnya, Ia tak kuasa menahan tawanya.

“Biasa, Gin … bapakmu itu tambah parah penyakit lupanya,” jawab Ibu Aminah sambil berjalan menuju dapur.

Setelah memarkir kendaraan, Mang Adul menyusul istrinya ke dapur. Ia berjanji kepada Gina, hari ini mau memasak nasi goreng spesial, hadiah karena putri kesayangannya karena hafal juz 30.

Mang Adul pun mulai menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan. Anak dan istrinya sedang duduk di teras rumah menikmati matahari pagi. Lelaki berkulit hitam itu memang sering memasak untuk keluarganya saat libur bekerja.

“Bapak, nasi gorengnya yang enak, ya! Jangan sampai lupa bumbu-bumbunya,” teriak Ibu Aminah dari teras.

Mang Adul tidak mendengar teriakan istrinya, ia asyik memasak sambil mendengarkan musik dari gawainya. Lagu dangdut kesukaannya menggema di dapur.

Saat Mang Adul asyik memasak, gawainya berdering. Ada sebuah panggilan masuk. Ia menekan tombol terima, lalu memegang gawainya dengan tangan kiri. Sementara tangan kanannya terus mengaduk nasi goreng yang hampir matang. Tiba-tiba ia teringat nasi gorengnya belum diberi bumbu penyedap.

Tangannya mengambil wadah bumbu yang ada di dekat kompor. Tanpa melihat isinya, Mang Adul menuangkan satu sendok teh bumbu tersebut.

Mang Adul menyiapkan nasi goreng pesanan Gina di meja makan. Ia pun memanggil dua orang yang sangat dicintainya untuk sarapan.

Gina tampak bersemangat. Dia mengambil telor dadar yang paling besar dan meletakkannya di atas nasi goreng spesial

“Bapak, nasi gorengnya ….! Aku enggak mau makan!” teriak Gina sambil mengeluarkan sesendok nasi goreng yang baru saja masuk ke mulutnya.

Mang Adul dan Ibu Aminah yang sejak tadi memperhatikan Gina berpandangan. Ibu Aminah pun mencicipi nasi goreng itu. Ia merasakan lidahnya seperti terbakar.

Melihat mimik wajah istrinya yang tampak seperti orang kepedasan, Mang Adul pun mencicipi nasi gorengnya.

Ia pun tertawa sambil berkata, “Oalaah, Bapak lupa, tadi enggak lihat dulu saat masukin bumbu.”

 

#ajangfikminjoeraganartikel2021

#Day5

Editor: Saheeda Noor

1 komentar untuk “Nasi goreng Mang Adul”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami