Halo, Smart Ladies!
Setiap anak pasti suka bermain. Karena bermain adalah dunia mereka. Dengan bermain anak akan banyak mendapat pengetahuan seperti mengenal warna, bentuk, huruf, angka, ukuran dan lain sebagainya. Ada beragam jenis permainan yang bisa dipilih orang tua untuk membangun kecerdasan anak, salah satunya adalah lego.
Lego adalah permainan berbentuk balok, yang dimainkan dengan cara disusun menjadi sebuah karya. Lego diciptakan Krik Christaince pada tahun 1934. Saat itu, ia mengalami kebangkrutan akibat toko mebelnya terbakar.
Mainan yang berasal dari Denmark ini awalnya terbuat dari kayu. Seiring perkembangan zaman, pada tahun 1947 masuklah plastik ke Denmark. Krik membeli plastik tersebut dan membuat mesin injeksi yang menghasilkan lego berbahan dasar plastik. Sejak itulah lego plastik mulai dikenal dan masih dimainkan sampai sekarang.
Dalam bahasa Denmark, lego artinya “bermain dengan baik”, sedangkan dalam bahasa Latin, lego artinya “aku menyusun”. Jadi nama lego sangat tepat digunakan karena ini merupakan sebuah permainan yang baik dengan cara menyusun.
Tahukah Ladies, lego bukan sekadar permainan, tetapi juga media membangun kecerdasan anak. Saat bermain lego, anak akan menyusun balok sesuai imajinasinya. Saat anak membayangkan bentuk pesawat, maka dia akan berusaha menyusun lego hingga bentuk tersebut. Dengan imajinasi yang tinggi maka kecerdasan psikomotorik anak terasah.
Menurut Benjamin S Bloom, kecerdasan terbagi dalam tiga ranah, yaitu afektip, kognitif dan psikomotorik. Anak yang memiliki kecerdasan psikomotorik, cenderung lebih cepat mengambil tindakan saat menemui permasalahan. Tentunya tindakan tersebut telah melalui proses pemikiran. Selain itu ia juga memiliki kepribadian yang pantang menyerah. Biasanya anak yang memiliki kecerdasan psikomotorik akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai keinginannya melalui cara yang mereka pikirkan. Tidak heran, anak tersebut mampu menyelesaikan masalah sendiri, tanpa tergantung pada orang lain. Permainan lego juga melatih kesabaran anak. Untuk mencapai apa yang diinginkan, tentu ia harus berjuang keras, tak putus asa, dan bersabar demi mencapai kesuksesan.
Oke, Ladies, sebagai orang tua tentu menginginkan anaknya cerdas, kreatif, inovatif. Oleh karena itu, perhatikan mainan anak sehingga mereka tidak sekedar bermain, tetapi juga mendapatkan nilai-nilai pendidikan dan pengajaran.