Joeragan artikel

Matematika oh Tidak (Geralt_pixabay.com)

Matematika oh Tidak!

 

“Ayo,anak-anak! Yang sudah selesai segera kumpulkan! Waktu kalian tinggal sepuluh menit lagi!” perintah guru matematikaku.

Sejak aku duduk di sekolah dasar hingga sekarang, aku tidak suka pelajaran matematika. Karena aku lemah dalam berhitung dan menghafal rumusnya. Kalau ada pelajaran matematika aku jadi malas pergi ke sekolah.

” Waduh, aku belum selesai, nih! Rumusnya apa, ya? “, gumamku.

Aku melihat Santi tampak hampir selesai mengerjakan semua soal.Aku dan Santi
selalu bersaing dalam semua pelajaran.
Kesalnya aku karena harus menyerah saat bersaing di pelajaran matematika.

“Din, ayo! Sudah belum? Aku tunggu di luar,  ya!” ,katanya.

” Bentar San tinggal satu lagi” , sambil berusaha menyelesaikan soal terakhirku.

Aku berinisiatif untuk meminta bantuan Santi daripada belajar sendiri kayaknya aku tidak sanggup memecahkan soal-soal itu.

” San,nanti aku ke rumahmu,ya! Tolong aku mengerjakan ulang soal UTS ini”, ujarku.

“Ok, nanti sore kamu ke rumahku, ya!” ajak Santi.

Sesuai janji, sekitar pukul lima aku pergi ke rumah Santi untuk membahas soal-soal matematika tadi.

“San, gimana, sih, caranya biar bisa jago matematika kayak kamu?,” kataku penuh semangat.

“Kalau ingin jago matematika kuncinya adalah harus selalu dicoba dan diulang biar rumusnya tidak lupa cara pakainya di soal-soal,” tutur Santi sambil menunjukkan beberapa soal UTS tadi.

“Oh, gitu, ya!” jawabku senang bisa berdiskusi dengan Santi tentang pelajaran.

“Kamu buktikan kalau kamu suatu hari bisa mengalahkan aku.  Semangat, Din!”, ujar Santi .

“Terima kasih, ya, San! InsyaAllah, aku akan terus berlatih dan mencoba soal-soal matematika yang manapun!” janjiku pada Santi.

Setiap malam sebelum tidur aku terus mengulang dan menghafal rumus-rumus yang aku belum mengerti.

Beberapa hari kemudian guru matematikaku mengumumkan bahwa akan ada olimpiade matematika yang diadakan minggu depan. Sekolah akan mengutus beberapa orang sebagai wakil sekolahku.

“Din kamu mau ikutan enggak?”,kata Santi.

“Belum tahu San apa aku bisa ikut atau enggak soalnya aku kurang pede nih…!”,ujarku penuh ragu.

“Jangan dulu menyerah, Din!” kata Santi memberiku semangat.

Siang malam aku belajar dan belajar agar aku bisa menguasai matematika.Dengan semangat yang diberikan Santi aku belajar dengan gigih supaya bisa ikut olimpiade dan terpilih jadi salah satu wakil dari sekolah kami.

Hari pemilihan wakil olimpiade pun tiba.  Aku dan Santi bersama beberapa orang lain mengikuti seleksi tersebut dengan bersemangat. Alhamdulillah, aku terpilih menjadi salah satu wakil untuk mengikuti olimpiade itu.

Alah bisa karena biasa ,sekarang aku tidak takut lagi kepada matematika malahan aku menyukainya seperti cinta pada pandangan pertama.

“Terima kasih, San! Kamu sudah membantuku hingga aku berprestasi di bidang matematika.”You are my best friend,” cetusku sambil memeluk Santi, sainganku.

#ajangfikminjoeraganartikel2021

Editor: Ruvianty

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami