Malam itu, waktu berjalan sangat lambat. Sekilas terlihat jam dinding di ruang meeting menunjukan pukul sepuluh. Di sisi lain rasa kantuk dan lelah datang menyerang. Dengan sekuat tenaga, aku menepis rasa kantuk dan lelah yang datang menyerang. Pandanganku tertuju pada Rendra, wajah hitam manisnya tampak lelah. Ia pasti sudah jenuh mendengarkan arahan Theodora. Perawan tua yang menjabat sebagai store manager, atasan aku di perusahaan retail ini. Lalu, kulayangkan pandangan ke arah lain. Tampak Tania tengah menguap dan Gwen mengganjal matanya dengan telunjuk.
“Teman-teman, untuk mengakhiri meeting tim kita hari ini, saya akan mengumumkan hal penting,” perkataan Theodora itu sedikit membuyarkan rasa kantukku. “Ada lowongan untuk posisi manager divisi grocey karena Irwan sudah tidak lagi bekerja di perusahaan kita,” terang Thedora.
“Wah, Pak Irwan dibajak atau pindah ke mana, Bu?” tanya Rendra ingin tahu. Tentu saja karena kekosongan jabatan ini merupakan kesempatan baginya. Selama ini departemen elektronik yang dikepalai Rendra selalu memiliki performa bagus.
“Irwan di hire Zillingo, but I don’t care and that’s not my business. Yang kalian harus aware adalah ini kesempatan untuk kalian mengisi posisi dia,” beber Theodora dengan nada semangat. “Aku sudah mengajukan nama kalian berempat ke direktur HRD,” tambah Theodora.
“Apa saja Bu, persyaratan yang mesti kita achieve agar terpilih?” tanya Tania gadis yang menjabat sebagai departemen head clothing. Ia memang sangat ambisius dan selalu menjadi sainganku dalam bekerja.
“sales achievement your department this month one hundred percent is a must,” terang Theodora dengan tegas. “Tentu saja performa kalian one year and last year juga di lihat,” timpalnya kemudian.
“Gila, ini udah tanggal 23. Artinya, kesempatan kita buat capai sales seratus persen, cuma seminggu lagi,” celetuk Gwen, si kepala departemen house hold. Berbeda dengan Tania, Gwen adalah gadis yang easy going, dan santai. Walaupun demikian, barang-barang yang melekat di tubuhnya sangat berkelas dan branded. Maklum, berdasarkan rumor yang beredar Gwen merupakan putri seorang konglomerat yang tengah di tempa, agar bisa hidup mandiri dan punya pengalaman bekerja.
“Yes, Oke guys, waktu sudah cukup malam, saya tutup meeting kita hari ini, see u all tomorrow, don’t be late!” tutup Theodora dengan santai dan segera beranjak keluar ruangan.
Serentak Tania dan Gwen keluar lebih dulu membuntuti Theodora. Aku sengaja pura-pura sibuk merapihkan tas, lalu Rendra menghampiri ku. “Tunggu di mobil ya, sepuluh menit lagi aku susul,” bisik Rendra seraya memberikan kunci mobilnya.
“Jangan lama-lama, Ndra, dah ngantuk,” sahutku pelan seraya tersenyum manja pada kekasih rahasia yang selalu menemani malam – malam indahku.
***
Semenjak kekosongan manager divisi Grocery diumumkan oleh Theodora, persaingan diantara aku, Tania, Gwen dan Rendra sangat terasa. Terutama kami berlomba untuk mengejar target penjualan seratus persen bulan ini. Selebihnya hanya Tania orang paling terlihat ambisius mendapatkan posisi itu. Setiap hari ia datang lebih pagi dari biasanya. Aku kerap memergoki dia membawa sarapan pagi untuk Theodora. Kemudian ia berlama-lama di dalam ruangan Theodora, entah apa yang mereka bicarakan.
“Dasar penjilat,” batinku ketika melihatnya. terselip rasa penasaran dalam benakku, tentang pembicaraan mereka di dalam ruangan itu. “Besok aku akan datang lebih awal, dan akan ku kuping pembicaraan mereka,” tekadku dalam hati.
***
Waktu yang ku tunggu telah tiba. Pagi – pagi sekali aku masuk ke dalam kantor, lalu Bergegas mengambil kunci ruang arsip yang mempunyai akses langsung ke ruangan Theodora. Jadi meskipun ruangan itu terkunci, aku bisa masuk melalui pintu yang menghubungkan kedua ruangan itu.
Baru saja aku memasuki ruang arsip, terdengar suara percakapan dua orang, dan ternyata itu bukan suara Tania dengan Theodora, melainkan suara laki-laki yang tak asing buatku, Rendra. Ada rasa panas mulai membakar dada ini. Melalui lubang kunci ku amati keadaan di ruangan Theodora.
“Sayang, jadi kamu sudah pastikan direktur HRD menetapkanku menjadi divisi manager grocery?” kata Rendra dengan suara lembut di kuping Theodora.
“Yes, tentu saja Darling, apa sih yang gak bisa aku lakukan buat kamu,” jawab Theodora sambil menatap penuh arti lelaki pujaan hatiku. Rendra membalasnya dengan memeluk Theodora.
Pemandangan yang sangat menyakitkan. Mata ini terasa perih dan segera tergenang air bening. Namun, sekuat tenaga aku tahan agar tak jatuh dan pecah menjadi tangis. Lalu segera aku keluarkan ponsel dan keintiman mereka pun terekam sempurna.
_End_
#OSOFFday2
#ChiclitGenre
#Persainganduniakerja
#688kata