Joeragan artikel

Kuikhlas Kau Pergi, Arya!

Kuikhlas Kau Pergi, Arya!

Oleh: Eulis Eva Kurniasari

(493 kata)

Bilqis adalah seorang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Ketekunannya belajar membuat Bilqis selalu meraih IPK tertinggi di kelasnya. Walau demikian, ia tidak pernah sombong dengan apa yang diraihnya.
Bilqis dan Linda duduk di kursi depan kelasnya.

“Bilqis, lihatlah lelaki yang duduk di paling ujung.”

“Memangnya ada apa, Lin?”

“Waduh, Bilqis! Yang kamu perhatiin cuma buku terus, sih! Sampai kamu enggak sadar ada seseorang yang memperhatikanmu.”

Bilqis membalikkan badannya untuk melihat lelaki tersebut. Pandangan Bilqis langsung tertuju pada seorang lelaki berkumis tipis, berbadan tegap.

“Oh, Akash. Mungkin bukan aku yang diperhatikan dia, Lin!”

Linda menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia gemas melihat sahabatnya yang tidak peduli kepada lelaki yang tampak sering memerhatikannya itu. Menurutnya Akash tidak sebanding dengan Arya. Arya memiliki kharismatik tersendiri di mata Bilqis. Senyuman manis Arya, selalu membuat jantung Bilqis berdebar. Awal pertemuan mereka, disaat penyelenggaraan kegiatan donor darah.

Disaat perjalanan pulang, Bilqis berpapasan dengan Arya. Entah mengapa perasaan Bilqis selalu tidak karuan ketika bertemu dengannya, apalagi disaat ia tersenyum.

“Hai, Bilqis. Baru pulang kuliah? Bagaimana kabarmu? Cukup lama kita tidak bertemu.”

“Iya, Arya.”

Saking paniknya Bilqis hanya mampu membalas seperlunya. Tanpa basa basi, ia segera pergi meninggalkan Arya. Aryapun heran melihat perilaku Bilqis.

“Bilqis, ada apa denganmu?” gumam Arya di dalam hatinya.

Setiap bertemu dengan Bilqis, perasaan Arya bahagia . Arya mulai memberikan perhatian kepada Bilqis. Entah darimana Arya bisa mendapatkan nomor kontak Bilqis. Hingga hampir setiap hari ia menyapanya melalui pesan singkat.
Semua perhatian Arya, membuat hati Bilqis bahagia. Hingga mengabaikan surat dan perhatian Akash selama di kampus. Cinta di hati Bilqis mulai bersemi untuk Arya seorang.

Bilqis dan Arya mulai menjalin hubungan asmara. Keduanya saling mencintai. Saat ini Arya dan Bilqis sering pergi berdua, walau hanya sekedar makan atau jalan-jalan. Suatu hari, Arya pergi bersama Bilqis ke pantai. Letaknya tidak jauh dari rumah mereka. Arya ingin hubungannya tanpa didasari kebohongan. Ia mengungkapkan siapa dirinya.

Segala pengakuan Arya membuat perasaan Bilqis bagaikan disambar petir di siang bolong. Kesedihan tampak di wajahnya. Ia tidak mampu mengucapkan kata-kata, hanya air mata yang membasahi kedua pipinya. Hancur hati Bilqis saat itu. Setelah tangisannya reda. Ia mulai mengungkap kekesalannya kepada Arya.

“Jahat kamu, Arya. Disaat kita saling mencintai, baru kau ungkapkan semua kenyataan ini kepadaku. Ternyata kau seorang lelaki yang telah memiliki seorang isteri dan anak. Lebih baik kita sudahi hubungan ini!”

“Aku tidak mau, jangan kau lakukan itu padaku. Aku sangat mencintaimu. Aku tidak bisa hidup tanpa dirimu. Percayalah Bilqis, sebelum kau datang dalam hidupku, rumah tanggaku sudah di ambang kehancuran.”

“Aku enggak peduli dengan apa yang kau katakan. Pergilah, Arya. Aku tidak bisa membangun cinta diatas penderitaan orang lain. Kembalilah kepada anak dan istrimu!”

Arya tidak bisa menerima keputusan Bilqis begitu saja. Kegalauannya tampak jelas. Penampilannya yang selalu rapi, kini tampak kusut. Wajah Arya pun bermuram durja.

“Mulai saat ini aku harus melangkah pasti dan melupakan Arya. Tuhan, relakanlah hati ini untuk melepasnya. Aku ingin ikhlas melihat dia bahagia dengan pasangannya!” pinta Bilqis hingga satu per satu butiran hangat meleleh di kedua pipinya.

 

Editor : Ruvianty

Bandung Barat, 19 Juli 2021
#FikminJoeraganArtikel
#Day10
#Genre:YoungAdult
#Tema:Ikhlas

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami