Hai Ladies!
Dalam sebuah perusahaan atau rumah sakit besar di Jakarta, makin banyak jumlah karyawan dalam sebuah rumah sakit maka kebutuhan akan Human Resources yang professional menjadi urgent. Hal ini disebabkan produktifitas sebuah rumah sakit akan meningkat dan harus memiliki karyawan yang berkompeten. Dan divisi Human Resources adalah bagian yang bertugas menemukan dan memoles aset manusia di dalam sebuah perusahaan atau rumah sakit besar di manapun berada.
Sosok wanita yang sederhana, ramah, ulet, dan tangguh dalam menyongsong kerasnya kehidupan Kota Jakarta. Ia adalah Nurhayati Muhidin, kelahiran Jakarta. Dengan sapaan akrabnya Nur, bekerja sebagai PNS, di bagian HRD sebuah rumah sakit besar di Jakarta, walaupun latar belakangnya adalah seorang asisten apoteker. Bidang ini ia tekuni sejak tahun 2000 dengan berliku dan berbagai proses yang tidak mulus tentunya. Namun karena kegigihan dan keuletannya, ia menjadi sosok yang disegani oleh karyawan-karyawan di sana.ย Mulai dari karyawan bawah, para perawat, para tenaga medis lainnya, seperti pegawai laboratorium, x-ray hingga para dokter.
Di tengah-tengah kesibukannya bekerja di rumah sakit, ia haus ilmu. Dengan gigih dan semangat, ia menimba ilmu lagi hingga lulus Sarjana Psikologis dan lulus Pasca Sarjana Sumber Daya Manusia tahun 2012 di salah satu universitas di Jakarta. Senyum kebahagian terpancar dari raut mukanya. Setelah lulus Pasca Sarjana dan keuletannya dalam berkarier, ia memegang amanah sebagai kepala bagian HRD atau lebih kita kenal dengan bagian Sumber Daya Manusia (SDM) pada tahun 2018 hingga sekarang. Ya, perjalanan karier yang berliku yang tidak sedikit memakan waktu hingga akhirnya membuahkan hasil kebahagiaan. Namun, di sisi lain itu adalah amanah besar dan pertanggungjawabannya besar pula untuk sebuah rumah sakit yang menekankan kepuasan dalam melayani pasien.
Sebagai karyawan, ia harus mampu membantu mengembangkan rumah sakit dengan merekrut karyawan-karyawan yang kompeten dan profesional. Dengan demikian, rumah sakit tersebut memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Harapannya bisa bersaing dengan rumah sakit besar lainnya di ibu kota Jakarta. Ia harus melakukan kolaborasi dengan berbagai profesi, harus mampu memahami kebutuhan mereka, dan melayani mereka sehingga mereka puas tidak ada yang kecewa. Puncak kebahagiannya adalah ketika usulan-usulan yang ia ajukan ke kementerian disetujui dan para pegawai berhasil naik pangkat sesuai dengan harapan mereka.
Di sisi lain, hal tersulit yang ia rasakan adalah saat melakukan penilaian, khususnya saat ada pelanggaran disiplin pegawai. Sebagai HRD yang profesional, ia harus mampu menyampaikan dan memberikan hukuman sesuai dengan prosedur. Dengan demikian, ilmu coaching sangat diperlukan saat menghadapi kondisi seperti itu. Ya, semua itu ia jalani dengan ikhlas dan tak lupa dengan niat ibadah kepada Allah subhanahu wataโala.