Joeragan artikel

Keloid, Bekas Luka yang Tidak Biasa [Dermatix.co.ic]

Keloid, Bekas Luka yang Tidak Biasa

Hai, Smart Ladies! Kita pasti gelisah jika memiliki bekas luka yang tidak kunjung hilang dan sangat mengganggu penampilan. Apalagi terdapat benjolan mirip daging yang tumbuh membesar, melebar, dan menonjol melebihi batas kulit yang terluka. Bekas luka inilah yang seringkali disebut keloid.

Keloid dapat dipengaruhi oleh faktor genetik atau lingkungan. Keturunan ras Kaukasia, Afrika, dan Asia, berpeluang besar mengalami kondisi ini, khususnya pria atau wanita di rentang usia sepuluh sampai tiga puluh tahun. Hal ini kerap terjadi setelah mengalami luka. Misalnya setelah vaksinasi, luka bakar, gigitan serangga, jerawat, tato, atau tindik. Resiko keloid juga lebih tinggi pada masa kehamilan dan pubertas.

Umumnya, fase penyembuhan pada luka normal terdiri dari peradangan, pembentukan kolagen, dan pengeringan. Namun, pembentukan kolagen pada keloid terjadi karena tidak terkendali akibat protein yang jumlahnya berlebih. Hal tersebut terus berlanjut menjadi dua puluh kali lipat lebih besar daripada fase normal. Keloid berkembang pada kurun waktu satu hingga tiga bulan dan paling lama satu tahun setelah cedera.

Keloid dapat tumbuh di semua bagian kulit dengan beragam ukuran. Ada yang tumbuhnya lambat atau sangat cepat tanpa disadari. Sering dijumpai di bagian dada, bahu, dan telinga. Keloid juga mengalami perubahan warna, mulai dari serupa warna kulit, merah muda, ungu, abu-abu, hingga kemerahan. Waspadalah jika sudah sangat mengganggu kesehatan kulit, karena sebagian besar penderita merasakan gatal dan nyeri.

Kehadiran keloid perlu diperhatikan sebab ada penyakit yang menyerupai, antara lain:

1. Scar Hipertrofik

Yaitu bekas luka yang menonjol tetapi tidak melampaui luas luka awal.

2. Dermato Fibroma

Kondisi kulit dengan pertumbuhan jaringan yang berbentuk bulat, kecil, keras dan berwarna kecoklatan. Keloid dan Dermato fibroma memiliki sebutan yang sama, yaitu tumor jinak.

3. Dermatofibro Sarcoma

Kanker kulit yang berasal dari luka, lalu menyebar ke lapisan lemak, otot, dan tulang. Benjolan luka makin membesar hingga bewarna biru kemerahan.

Keloid memang bukan penyakit yang berbahaya dan tidak menular. Pertumbuhannya juga dapat berhenti dengan bentuk yang permanen, tetapi tidak dapat hilang sama sekali. Jika sangat mengganggu penampilan dan kesehatan lebih baik melakukan konsultasi pada dokter spesialis kulit yang berkompeten.

Beberapa pilihan pengobatan yang sesuai untuk mengatasinya, antara lain Krioterapi, terapi tekan, injeksi (suntik keloid) dan silicon gel. Tentunya pengobatan dari dokter ini tidak instan dan spontan menghilangkan. Diperlukan kesabaran menghadapi efek samping dari perawatan bertahap yang dilakukan ahli medis demi hasil akhir yang diharapkan. Jagalah kondisi kulit yang mengalami operasi agar terhindar dari tekanan dan goresan.

Sangat tidak disarankan mengikuti mitos yang beredar bahwa menggunakan olesan bawang putih dapat memperkecil ukuran keloid. Bawang putih justru dapat menimbulkan iritasi sehingga dapat memperparah menjadi semakin membesar atau infeksi. Orang yang sejak awal sudah memiliki gejala keloid juga akan selalu mengalami keloid di semua bekas lukanya.

Beberapa langkah dapat kita lakukan untuk mencegah terjadinya keloid. Antara lain selalu menjaga kebersihan luka, menghindari luka terkena paparan sinar matahari terlalu lama, mematuhi pola hidup sehat dengan nutrisi dan gizi seimbang, serta mengkonsumsi air putih sesuai anjuran. Penderita keloid tetap dapat melakukan perawatan kulit seperti infus whitening atau vitamin C.

Nah, Ladies, banyak cara untuk mengobati keloid, tetapi mencegah lebih baik, bukan?

 

Editor: Fitri Junita

#maratonmenulisartikel

#joeraganartikel

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami