Joeragan artikel

Kejutan

Oleh Rizky Amallia Eshi

Antoni melempar buket bunga dan hadiah yang dibawanya ke atas meja begitu saja. Dia menghempaskan bokongnya di sofa. Sore ini dia berada di teras belakang rumah setelah sebelumnya pergi menuju rumah Siska.

Pemuda yang duduk di bangku kelas tiga SMA itu mengacak rambutnya yang rapi hingga berantakan. Sesekali dia bahkan menariknya kasar. Semua rencananya hancur berantakan hari ini. Semua rencananya hari ini hancur berantakan. Itulah mengapa dia terlihat begitu kesal

Hari ini adalah hari ulang tahun Siska yang ketujuh belas. Antoni berniat memberinya sebuket bunga dan hadiah berupa buku novel kesukaan Siska yang sudah lama diincarnya. Dari jam empat sore, pemuda itu sudah mandi dan berdandan rapi demi menyenangkan hati sang gadis di hari istimewanya. Bahkan hadiah novel sudah disiapkannya sejak minggu lalu. Buket bunga pun sengaja dibeli mendadak agar masih segar ketika Siska menerimanya.

Beberapa bulan yang lalu, Antoni menyadari ada yang berubah dari dirinya. Entah kenapa Siska selalu terlihat berbeda di matanya. Tanpa Antoni sadari, gadis itu perlahan masuk dan memenuhi relung hati dan pikiran pemuda tersebut. Rasanya gelisah jika tidak melihat senyum manis Siska dalam sehari. Seakan-akan dia rela melakukan apa pun agar bisa melihat gadis itu tersenyum.

Antoni bahkan tidak peduli bagaimana suasana hati Siska selama gadis itu berada di sampingnya. Tidak jauh dari jangkauan matanya.

Sadar, jika kini pemuda itu tidak bisa lagi melihat Siska sebagai sahabat, membuat Antoni bertekad menyatakan perasannya di hari ulang tahun Siska. Dia yakin gadis itu akan terkejut, terlepas pengakuan cintanya diterima atau tidak. Namun, kejutan itu bukan datang darinya. Justru Siskalah yang memberikan kejutan di hari ini saat melihat Agas, salah satu teman sekelasnya, datang menembak gadis itu.

Dibandingkan pemuda tersebut, Antoni merasa bukan apa-apa. Agas terkenal ramah dan pemain musik yang handal. Hampir setengah siswi di kelasnya berharap bisa menjadi kekasih Agas. Meski Siska tidak pernah terdengar menyukai Agas, tetapi gadis itu tidak bisa menyembunyikan binar bahagianya setiap kali melihat Agas. Hal itulah yang membuat Antoni yakin jika Siska akan menerima cinta Agas.

 

“Hei, malah bengong!”

Tepukan di bahu Antoni membuat pemuda itu terkejut. Dilihatnya wajah Siska yang tersenyum senang.

“Ini hadiah buat aku, ya?” tanya Siska sambil mengambil buket bunga dan hadiah yang tadi Antoni siapkan.

“Eh, bu—“

“Bukan? Masa sih? AKu yakin ini buatku. Kamu kan, tahu kalau aku suka bunga lili,” kata Siska sambil menghirup wangi bunga tersebut.

“Wah!”

Siska terpekik senang saat melihat novel favoritnya. Novel yang sudah lama diincarnya, tetapi belum bisa ia beli karena uang tabungannya belum cukup

“Makasih ya, Ton. Kamu memang paling tahu tentangku,” ujar Siska senang, “Eh ya, kok tadi enggak jadi ke rumah?”

“Hah?”

“Iya, aku tadi lihat mobil kamu sempat berhenti di depan rumah pas ada Agas. Kukira kamu mau ke rumahku,” jelas Siska.

“Aku enggak mau ganggu. Siapa tahu kamu mau menghabiskan hari ini dengan pacarmu,” gumam Antoni.

“Hah? Pacar? Siapa? Agas? Hahaha. Enggaklah. Aku enggak mau dimusuhi cewek-cewek sekelas karena harus pacaran sama dia.”

***

RAE

Editor : Fitri Junita

#ajangfikminJoeraganArtikel2021

#Day9

#TemaUlangTahun

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami