Kejutan Ulang Tahun
✍️ Wien Purwandini
“Cepat, Fa! Dia semakin dekat!” Bisik May sambil menarik tangan Fa agar mempercepat langkahnya.
“Aku capek! Sepatuku sungguh tidak nyaman!” keluh Fa.
Napas Fa tersengal. Dadanya terasa panas. Sudah cukup lama dia berlari bersama May, menembus udara sisa hujan. Kegelapan menyulitkan pandangannya. Bulan hanya hanya terlihat sedikit, tertutup awan yang cukup tebal.
Angin cukup kencang bertiup dan membuat udara semakin dingin. Bulan yang sempat muncul kembali tertutup awan, membuat malam semakin gelap.
May dan Fa sedang berkendara dari kota tempat tinggal mereka menuju kota tempat Luna, sahabat mereka tinggal. Luna mengatakan ada sesuatu yang penting harus mereka kerjakan bersama di sana.
Namun, di perjalanan, bahan bakar mobil mereka tiba-tiba habis. Saat itulah, mereka melihat sosok di belakang mobil. Mereka lari ketakutan meninggalkan mobil dan sosok itu mengejar mereka.
“Huh, bisanya kau tak menyadari bahan bakar mobil tinggal sedikit, May? Teledor sekali!” gerutu Fa.
“Demi Tuhan! Aku lupa mengisi bahan bakar siang tadi!” sahut May dengan nada kesal.
“Berhentilah sebentar, May! Aku lelah!” Fa melepaskan genggaman tangan May. Ia berhenti berlari
Fa duduk di jalan beraspal yang dingin. Ia mencoba mengistirahatkan kakinya sambil mengatur napas.
May terpaksa berhenti untuk menemani Fa. Ia hanya berdiri di sebelah Fa sambil mengawasi jalanan gelap yang sudah mereka lalui. Matanya menembus kegelapan <span;>agar dapat memastikan tak ada yang mengejar mereka.
“Kenapa tidak ada kendaraan lain yang lewat?<span;> tak ada signal pula di gawaiku!” seru Fa hampir menangis.
Kita sangat jauh di luar kota, Fa. Dan jalan ini memang jarang dilewati. Tapi ini jalan <span;>terdekat menuju rumah Luna.”
May mencoba menenangkan Fa. “Ayo kita lanjutkan perjalanan. Aku khawatir sosok tadi masih berusaha mengejar kita.”
“Apakah yang mengejar kita tadi, May? Aku tak jelas melihatnya.”
“Aku pun tak melihat jelas. Tapi apa pun itu, sebaiknya kita bergegas.”
May menarik tangan Fa agar segera berdiri. Mereka meneruskan langkah dengan berjalan cepat. May menggandeng Fa untuk menenangkannya. Sebenarnya, untuk menenangkan dirinya juga.
Tiba-tiba terdengar suara langkah berat dan dengkusan napas di belakang mereka.
May menoleh, lalu berteriak sambil menarik tangan Fa.
“Dia di belakang kita! Lari, Fa!”
Kedua gadis itu berlari sekencang mungkin. Sementara itu sesosok bayangan ikut berlari mengejar mereka.
Fa menoleh sambil terengah. Bulan yang tiba-tiba muncul membuatnya dapat melihat sepasang mata berkilat milik sosok gelap itu. Matanya besar. Sosok itu bukanlah hewan malam seperti dugaannya!
Tiba-tiba Fa terpeleset. Ia spontan memegang tangan May sehingga mereka berdua terjatuh di aspal dingin. Sejurus kemudian, sosok bertopeng itu sudah berada di depan mereka, mengangkat tangannya lalu membuka topeng yang ia kenakan.
“Selamat datang di kejutan ulang tahunmu, Fa! sebuah suara yang mereka kenal terdengar.
Luna tampak berdiri di depan May dan Fa. Ia tertawa. Beberapa kawan lain muncul dari kegelapan di belakang Luna sambil meniup terompet. Mereka, termasuk May bersorak gembira dan berteriak, “Selamat ulang tahun, Fa!”
Editor: Saheeda Noor
#eventfikminJoeraganArtikel2021
#Day9
#teenfic
#kejutanulangtahun