Joeragan artikel

Karier yang Mapan Tak lepas dari Rida Orang Tua dan Kegigihan Usaha

Rida Allah akan turun ketika orang tua meridai anaknya, terlebih rida seorang ibu. Banyak sekali kisah-kisah yang telah kita jumpai tentang dahsyatnya doa dan rida seorang ibu.

Begitu juga dengan kisah Mbak Erni, seorang warga negara Kuwait yang berkebangsaan Indonesia ini. Dengan mendahulukan rida seorang ibu dari ego pribadinya, kini ia berada di puncak karier.
Erni Amran, kelahiran 14 Februari 1971, sejak tahun 2000 ia berkarier sebagai perawat NICU di salah satu rumah sakit di Kuwait. Menjadi seorang perawat sebenarnya bukanlah cita-cita awal Mbak Erni karena dahulu ia bercita-cita ingin sekali menjadi seorang guru bahasa Inggris.

Demi mewujudkankan cita-citanya tersebut, Mbak Erni mendaftarkan dirinya melalui PMDK untuk melanjutkan studi. Alhamdulillah, usaha Mbak Erni tidak sia-sia, ia diterima di salah satu universitas di daerah Bandung. Akan tetapi, ternyata sang ibu tidak memberikan izin dengan alasan tidak tega anak perempuannya harus menjalani hidup di luar kota jauh dari saudara.

Kemudian, sang ibu pun menyarankan untuk memilih studi jurusan AKPER di daerah Tanjung Karang dengan alasan ada saudara yang tinggal di sana. Akhirnya, ia pun lulus AKPER pada bulan Januari tahun 1994.

Setelah lulus, ia ingin mengaplikasikan ilmu yang telah diperolehnya selama belajar, ia pun memasukkan lamaran ke beberapa rumah sakit besar di daerahnya. Alhamdulillah, dari lamaran yang ia masukkan, ada tiga lamaran yang diterima.

Setelah memikirkan dengan matang, Mbak Erni pun memutuskan untuk memilih Rumah Sakit Mitra Keluarga di Jatinegara yang kemudian ditempatkan di ruang bersalin ibu dan anak. Karena kecintaannya kepada sosok mungil bernama bayi, Mbak Erni membuat pengajuan untuk dipindah ke ruang khusus bayi. Alhamdulillah, pengajunnya disetujui dan dikabulkan. Ia kemudian ditempatkan di ruang bayi sehat.

Setelah atasan memandang kinerja Mbak Erni yang begitu telaten dalam merawat bayi, akhirnya Mbak Erni dipindah ke ruang Perinatologi, yaitu ruang bayi yang memerlukan penanganan khusus karena mengalami sedikit gngguan kesehatan.

Genap lima tahun Mbak Erni bekerja di tanah air, ada seorang teman yang menyarankannya untuk mencari pengalaman di negeri tetangga, yaitu Kuwait.

Setelah meminta restu dari sang ibu dan mendapatkan ridanya, Mbak Erni pun memutuskan untuk hijrah ke negeri Kuwait.
Berbekal dengan ilmu dan pengalaman yang ia peroleh di tanah air, alhamdulillah Mbk Erni diterima di salah satu rumah sakit daerah dan di tempatkan di ruang NICU.

โ€œSaya merasa sangat bahagiaโ€ tutur Mbak Erni, โ€œkarena mendapat kesempatan merawat bayi-bayi mungil yang beratnya kurang dari satu kilogram dibantu dengan mesin bantu napas selama berbulan-bulan.โ€

Mbak Erni memberikan kesan bahwa di Kuwait sangat menyenangkan suasananya, keamanan, dan kesejahteraan di sana cukup terjamin dengan standar gaji yang baik sehingga bisa mencukupi kehidupan harian di sana.

Di usia Mbak Erni yang ke-31, Allah mempertemukan ia dengan jodohnya. Ia menikah dengan laki-laki seprofesi dengannya. Mbak Erni pulang ke negeri tercinta, Indonesia, untuk meresmikan hubungan dengan belahan hatinya. Kemudian, ia kembali ke Kuwait dan membangun rumah tangga di sana sambil melanjutkan karier. Alhamdulillah dari hasil pernikahannya, Mbak Erni dikaruniai tiga orang anak, satu perempuan dan dua laki-laki.

Meskipun sudah merasa mapan, Mbak Erni terkadang merasakan dukanya sebagai seorang perawat yang harus bekerja dengan bergantian shift, kadang pagi, siang, bahkan malam.
Menurutnya, jadwal yang paling melelahkan adalah saat masuk malam karena mau tidak mau ia harus meninggalkan sang buah hati saat tertidur lelap demi memenuhi tugasnya. Belum lagi jadwal libur yang tidak bisa ditentukan. Tidak boleh izin sewaktu-waktu meski ketika anak dalam keadaan sakit sekalipun.

Namun, apa pun profesinya, bila dijalani dengan niatan ibadah dan ikhlas, insyaallah Allah akan datangkan keberkahan dan yang terpenting rida orang tua yang selalu harus kita kedepankan, terutama bagi yang masih sendiri, dan rida suami bagi yang sudah menikah.


Tetap semangat untuk Mbak Erni, terus jadikan diri bermanfaat untuk umat.
Semoga Allah senatiasa meridai.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami