Joeragan artikel

Jo & Mat

“Apa sih, Mat?”

“Awas ya, Jo, kalau lo main curang. Hari ini jatah gue.”

“Duh, hujannya deras banget. Mana lapar,” keluh Rahayu. “Stok makanan habis. Bego banget sih, gue. Enggak beli dari tadi siang.”

[Hayu, gue enggak jadi ke sana, ya. Kejebak macet, nih. Parah. Jalanan banjir.]

[Ya … ya udah, deh.]

Rahayu membalas pesan dari teman yang tadinya berencana datang ke indekos.

“Eh, Mat, lo mau ngapain?”

“Jangan berisik, Jo. Gue mau matiin saklar,” jelasnya sambil mengendap-endap keluar lemari.

“Awas ya, kalo lo macem-macem sama Hayu. Gue enggak akan tinggal diam, Mat.”

“Yah! Kok gelap? Haaa … gimana nih? Mana enggak bawa hape,” ujar Rahayu panik saat lampu kamar mandi tiba-tiba mati. Dia bergegas mengambil handuk dan meraba-raba pintu untuk keluar.

Gubrak! Rahayu terpeleset di depan pintu kamar mandi. Kepalanya membentur lantai dan pingsan.

“Hahaha. Yes!” Tanpa sepengetahuan Rahayu, Mat telah menumpahkan cairan pel ke lantai.

Jo naik pitam. Ia menghampiri Mat lalu menghajarnya dengan pukulan di kepala. Tidak mau kalah, Mat memberi Jo tendangan maut yang membuatnya terpental.

“Meong.” Seekor kucing hitam berlari mendekati Mat. Mat pun lari terbirit-birit meninggalkan ruangan itu.

Tok. Tok. Tok.

Seseorang mengetuk pintu. Cepat-cepat Jo menyelinap ke kolong meja. Dia tidak ingin misinya gagal. Cowok itu membuka paksa pintu indekos Rahayu. Saklar dinyalakan. Ia terkejut melihat Rahayu terkapar di lantai. Darah mengalir dari kepalanya. Bergegas ia membawa perempuan itu ke rumah sakit.

Keesokan harinya, Rahayu menebak pasti Bara yang menolongnya. Rahayu tersenyum kecil memikirkan Bara.

“Hari ini hari yang tepat untuk mengungkapkan perasaanku pada Hayu,” kata Bara penuh semangat usai membeli bunga.

Jo berharap misi kali ini berhasil. Rahayu dan Bara bisa menjadi sepasang kekasih.

Terdengar bunyi panggilan masuk di gawai Rahayu. Dari Bara.

“Ya, halo. Mbak?”

Rahayu heran, ini bukan suara Bara.

“Maaf, saya Sukma. Apa betul, Mbak teman pemilik hape ini?”

“I-iya. M-ma-maaf, Mbak Sukma, Bara di mana? Maksud saya pemilik hapenya ke mana?” tanya Rahayu bingung.

“Sudah dilarikan ke Rumah Sakit Harapan. Baru saja mengalami kecelakaan motor dan kondisinya kritis.”

Perasaan Rahayu mendadak tidak keruan. Badannya melemas. Begitu juga dengan Jo. Ia tidak habis pikir. Bagaimana ini bisa terjadi?

Bara telah meninggal ketika Rahayu menemuinya. Tubuhnya penuh luka. Bercak darah menodai sebuket bunga di samping pemuda itu. Hayu menangis kencang saat melihat tulisan, “I Love You, RAHAYU.”

“T-Ta-Takdir! Kau selalu saja ikut campur!” teriak Jo pergi menghindar.

Ketika Takdir hadir, apapun kehendaknya, Jo-Doh dan Mat-I tidak bisa menghindar.

 

#ajangfikminjoeraganartikel2021

#Day2

#lamaran

Editor: Rizky Amallia Eshi

2 komentar untuk “Jo & Mat”

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami