Joeragan artikel

Intip 3 Tips Membentuk Karakter Anak, Yuk!

Intip 3 Tips Membentuk Karakter Anak, Yuk!

Hai, Smart Ladies! Adanya kemudahan akses teknologi dan internet sekarang ini, membuat siswa sangat terbantu dalam menyelesaikan masalah akademisnya. Siswa bisa dengan mudah mencari bahan belajar dan mengerjakan tugas sekolah.

Telah banyak anak yang mahir dalam suatu bidang karena belajar otodidak dari berbagai media informasi. Namun, yang kini menjadi tugas berat tenaga pendidik adalah makin banyaknya masalah psikologis di sekolah memengaruhi karakter anak, antara lain perundungan, tekanan pergaulan dari individu atau kelompok, percaya diri yang rendah, merasa selalu salah, takut dan ragu mengambil keputusan, hingga gejolak emosi yang tidak terkendali.

Terbatasnya jumlah tenaga pendidik di sekolah membuat pelaksanaan pendidikan karakter kurang berjalan lancar. Kita tidak dapat mengandalkan sekolah saja untuk melaksanakan pendidikan akademis dan karakter yang dibutuhkan anak dalam satu paket. Tidak ada sekolah khusus untuk mempelajari manajemen emosi, tetapi kita dapat belajar dari pengamatan dan pengalaman.

Sering kita dengar bahwa alasan orang tua bekerja adalah demi kepentingan anaknya. Prioritas waktu yang seharusnya untuk anak menjadi bergeser saat pekerjaan orang tua sangat padat. Tidak jarang, masalah di rumah pun dibawa anak ke sekolah. Hal ini bisa memengaruhi perilaku anak kepada guru dan teman-temannya.

Membangun kedekatan emosional orang tua dengan anak tidak hanya melalui kedekatan fisik saja. Terlibatlah secara langsung dalam kegiatan yang sedang dilakukan anak, misalnya ketika mengerjakan tugas sekolah, berolahraga, dan bermain bersama. Ini akan membuat anak merasa dirinya berharga. Dia juga dapat mengembangkan potensi diri, mampu menghadapi tantangan, dan mengendalikan emosi dengan baik.

Ladies, beberapa teladan sederhana yang dapat kita lakukan sebagai dasar pembentukan karakter anak, antara lain:

1. Tidak Memberi Label Negatif kepada Orang Lain

Pemberian sebutan, seperti Si Gendut, pemalas, baperan, dan sebagainya, sebaiknya tidak dibuat lelucon karena hal ini akan ditiru anak untuk menjatuhkan mental teman dan menimbulkan bibit permusuhan.

2. Belajar Mengendalikan Emosi

Hindari kemarahan ketika mengalami peristiwa yang tidak diharapkan. Sebisa mungkin orang tua hendaknya tidak melakukan kekerasan fisik dan verbal jika menerima perlakuan yang tidak nyaman dari orang lain. Kendali emosi orang tua yang buruk kerap mudah ditiru dan menular pada anak.

3. Menghargai Orang Lain

Tidak mempermalukan orang lain di depan umum, mencari kesalahan, serta membandingkan anak dengan orang lain. Hal ini dapat memberi contoh pada anak bahwa perundungan itu tidak boleh dilakukan.

Jika ingin anak berperilaku baik, berilah contoh yang bisa dimulai dari diri kita dengan konsisten. Sebagai orang tua, hendaknya kita bersabar jika ingin anak menjadi lebih baik dan meniru hal-hal positif.

Ladies, mari bantu si kecil memahami dan mengenali potensi diri menggunakan bahasa komunikatif yang tidak menggurui, menekan, memaksa, atau mendikte anak.

 

Editor: Sri Sekartadji

#maratonmenulisartikel

#joeraganartikel

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami