Halo, Smart Ladies.
Suasana kamar tidur yang nyaman tidak menjadi patokan untuk bisa tidur nyenyak. Ada beberapa orang yang bahkan sulit untuk memejamkan mata. Nah, bisa jadi, penyebab insomnia yang selama ini kita alami ada di luar jendela kamar tidur.
Dalam Journal of Clinical Sleep Medicine, riset terbaru membuktikan, penyebab utama insomnia adalah cahaya buatan. Cahaya buatan ini adalah semua cahaya yang bukan berasal dari matahari. Misalnya sinar televisi, gawai, sinar lampu, dan lain lain.
Menurut studi terbaru di Korea Selatan yang melibatkan 12.000 orang, paparan cahaya buatan malam hari bisa menginduksi gangguan ritme sirkadian.
Cahaya buatan akan mengganggu siklus internal tubuh atau irama sirkadian yang berperan memberi tahu otak kapan waktunya tidur dan bangun.
Bukti mengenai cahaya buatan sebagai penyebab insomnia ini masih memerlukan riset lebih lanjut agar semakin akurat. Meski begitu, hasil riset di atas bisa kita jadikan pegangan untuk mengatasi masalah insomnia.
Fakta sejarah menunjukkan bahwa nenek moyang kita tinggal di luar rumah dan menyerap semua cahaya matahari. Namun, saat mulai gelap, mereka mencari gua untuk berlindung dan tidur.
Dr. Roy Raymann, ahli kesehatan tidur, mengatakan bahwa kita biasanya menghabiskan aktivitas di luar rumah saat siang dan terpapar cahaya lampu pada malam hari untuk memperpanjang waktu bangun. Menurut Raymann, lampu di tempat parkir, jalan, pusat perbelanjaan, dan lain-lain, memengaruhi perilaku manusia. Paparan cahaya buatan yang besar pada malam hari mengakibatkan tertundanya waktu tidur dan mempercepat waktu bangun. Karena durasi tidur lebih pendek, otomatis terjadi peningkatan kantuk pada siang hari.
Polusi cahaya sepertinya menjadi masalah yang sama besarnya dengan polusi udara.
Apalagi di area perkotaan, pasti sangat sulit menghindari paparan lampu yang menyala hampir 24 jam. Jadi, bila kita sering mengalami insomnia, mulailah mematikan lampu ketika akan tidur. Pasang tirai gelap jika lingkungan rumah cukup terang. Walau radiasinya rendah, tapi cahaya biru dapat memengaruhi produksi melatonin yang membuat kita susah mengantuk.
Penulis: Metha Birlia Chandra