Pernahkah Ladies mencoba mengajarkan toilet training pada si kecil? Mungkin sebagian besar ibu pernah menjalankannya, ya. Manfaatnya begitu besar, baik untuk anak, orang tua, maupun lingkungan. Anak akan belajar untuk mulai mandiri dan orang tua bisa berhemat. Selain itu, kita bisa mengurangi sampah diaper yang setiap hari menumpuk bila anak memakainya.
Toilet training itu gampang-gampang susah, ya. Asal tahu kuncinya, kita bisa dengan mantap menjalankannya. Yuk, simak tahapannya.
1. Siapkan Mental dan Kesabaran
Untuk kelancaran toilet training ini, sebaiknya kita mengetahui hal-hal apa saja yang akan terjadi selama proses toilet training. Dengan demikian, kita dapat menata hati dan sikap ketika menghadapinya. Tentunya butuh kesabaran yang ekstra untuk dapat menuntaskan toilet training ini.
Hal-hal apa sajakah yang mungkin akan terjadi selama proses toilet training? Bisa saja anak mengompol sebelum sampai ke kamar mandi ataupun sesudahnya. Kita juga harus sering mencuci clodi (clothing diaper), bolak-balik ke kamar mandi, lama berada di kamar mandi karena pipis atau eek si anak belum keluar, dan sering mengepel.
Sebaiknya kita mulai melatih toilet training ketika anak kita sudah dapat berbicara, walaupun baru satu patah kata. Dengan begitu, toilet training akan berjalan dengan lebih mudah dan cepat.
2. Siapkan Clodi (Clothing Diaper)
Dengan menggunakan clodi, anak akan merasa tak nyaman ketika pipis keluar sehingga dia ingin cepat menggantinya. Lama-kelamaan, anak akan mengetahui waktu untuk buang air sebelum keluar.
Kita dapat mempersiapkan minimal enam clodi untuk toilet training ini dengan estimasi waktu bangun anak sekitar 12 jam. Setiap kali anak buang air di clodi, hendaknya clodi langsung dicuci dan dijemur sehingga dapat dipakai esok hari.
Ketika anak tidur, kita bisa memakaikan diaper atau perlak besar. Sebenarnya kita bisa melatih toilet training dengan diaper, tetapi hal itu akan membuat orang tua malas untuk membawa anak ke kamar mandi. Karena itulah, menggunakan clodi sangat disarankan.
3. Aturlah Waktu Buang Air ke Kamar Mandi
Kita dapat memulai dengan waktu pendek terlebih dahulu, sekitar 30 menit untuk pipis ke kamar mandi. Kemudian, kita tingkatkan waktunya, misalnya sejam atau dua jam sekali. Jika anak minum lebih banyak, biasanya dia akan sering pipis juga.
Pada tahap awal, melatih buah air besar lebih mudah karena biasanya terlihat tandanya, seperti mengejan. Namun, lama-kelamaan, anak juga akan mudah dibawa pipis di kamar mandi. Jangan lupa untuk selalu menanyakan kepada anak apakah dia ingin pipis atau buang air besar, ya.
4. Berilah Pengertian pada Anak untuk Buang Air di Kamar Mandi
Sounding kepada anak sangat perlu dilakukan, ya, Ladies. Hal ini akan mempercepat proses toilet training. Kita dapat memberikan pengertian ketika membawanya di kamar mandi. Lalu, kita dapat melakukan sounding ketika dia terlelap, misalnya dengan mengatakan, “Kalau ingin pipis atau eek, langsung bilang Ibu, ya. Kalau pipis dan eek di kamar mandi, ya.”
5. Berikan Pujian
Dengan memberikan pujian, anak akan semakin bersemangat. Anak akan semakin mengerti bahwa buang air di kamar mandi itu suatu keharusan.
Kesabaran adalah kunci dari proses toilet training ini. Kita memerlukan tekad yang kuat agar toilet training berjalan dengan lancar. Setiap anak memiliki kepekaan yang berbeda sehingga Ladies tidak perlu khawatir untuk menuntaskan toilet training ini. Ketika anak sudah dapat mandiri, orang tua akan sangat lega, khususnya ibu yang mengajarinya.