Hai, Ladies!
Ibu merupakan sosok mulia, pahlawan bagi keluarga. Ibu adalah cinta kasih tulus tak terbatas. Ibu adalah pengorbanan tanpa pamrih. Sembilan bulan mengandung dalam kepayahan, bukan kesedihan yang datang, melainkan kebahagiaan dan harapan. Bertaruh nyawa saat melahirkan, menahan rasa sakit yang luar biasa, justru melahirkan cinta dan kasih sayang. Lelah mengasuh tak pernah dirasakannya. Bahkan hingga sang anak beranjak dewasa dan mandiri, kasih sayang itu tak pernah berkurang. Doa-doa terus dipanjatkan kebaikan-kebaikan terus dimohonkan untuk orang-orang yang dikasihinya
Kemuliaan Ibu
Rasulullah mengabarkan kemuliaan seorang ibu dalam salah satu sabdanya:
“Sesungguhnya Allah telah berwasiat 3 kali kepada kalian untuk berbuat baik kepada ibu kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik pada ayah kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada kerabat yang paling dekat, kemudian yang paling dekat.” (HR. Ibnu Majah).
Hadis tersebut menunjukkan mulianya kedudukan seorang ibu dan betapa penting perannya dalam keluarga. Dalam kehidupan, begitu banyak tugas yang Allah gantungkan pada sosok ibu. Mengandung, melahirkan, mengasuh, mendidik, bahkan makanan terbaik penghuni dunia ada pada ibu.
Madrosatul Ula
Madrasah pertama bagi anak-anak adalah ibu. Sejak kapan? Bukan saja ketika anak masih berada dalam kandungan, melainkan sebelum itu, yakni ketika sang ibu memutuskan siapa yang menjadi imam dalam keluarganya. Hal tersebut disebabkan pendidikan dalam keluarga tidak hanya menjadi tanggung jawab ibu, tetapi juga sang ayah. Jika seorang suami tidak memahami agama, dengan apa dia akan mendidik istrinya? Jika seorang istri tidak memahami agama, dengan apa dia akan mendidik anak-anaknya? Jika anak-anak tidak dipahamkan tentang agama, dengan apa mereka berbakti pada ibu dan bapaknya?
Sejak masa kehamilan, semua yang dilakukan ibu akan berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Perasaan, kata-kata yang diucapkan, emosinya akan menjadi pembelajaran yang akan membentuk pribadi dan kemampuan anak. Bahkan dalam ilmu perkembangan anak dikatakan bahwa wajah murung anak merupakan cerminan kesedihan ibu ketika mengandungnya. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk mengolah perasaan dan emosinya. Seorang ibu juga harus menjaga ucapan dan perbuatannya sehingga kebaikan ilmu akan anak terima sejak awal. Untuk bisa memahami semua hal itu, seorang ibu haruslah berilmu. Bukan hanya saat anak berada dalam kandungan atau masih kecil bahkan hingga mereka tumbuh besar dan dewasa, ibu tetap menjadi madrasah tempat bertanya.
Keistimewaan Doa Ibu
Salah satu doa yang mustajab adalah doa ibu. Rasulullah saw. Bersabda, “Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi (kemakbulannya), yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar), dan doa orang yang dizalimi.” (HR Abu Daud).
Tanpa diminta, seorang ibu akan berdoa untuk keluarganya, terutama untuk anak-anaknya. Doa ibu tulus tanpa tendensi tanpa pamrih apa pun. Tak perlu alasan bagi seorang ibu untuk mendoakan anak-anaknya. Semua muncul secara alami karena kasih sayangnya. Begitu istimewanya doa ibu sehingga kita pun wajib selalu berbuat baik kepada ibu. Ladies, alangkah baiknya jika kita mengikuti perkataan ibu, meski terkadang tidak sesuai keinginan.
Menaati perintah ibu lebih utama daripada mendahulukan keinginan pribadi, selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan aturan Allah. Jika tidak, bisa jadi hal itu akan membuat ibu kita kecewa. Jangan sedikit pun melukai hati ibu dengan perkataan atau perbuatan. Jangankan kata-kata yang menyakitkan, berkata “ah” saja Allah melarangnya. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an yaitu Q.S. Al Isra’ ayat 23. Jangan pernah ragu meminta doa ibu.
Apakah Ladies memiliki cita-cita atau mimpi? Sampaikanlah kepada ibu dan mohonlah restunya agar mimpi itu terwujud.
Jika pahlawan adalah mereka yang berjuang, ibulah pahlawan. Jika pahlawan adalah yang berani berkorban, ibulah pahlawan. Jika pahlawan adalah yang berani membela di garis depan, ibulah pahlawan.