Halo, Smart Ladies!
Ada beberapa hal yang memengaruhi pergeseran cara pandang masyarakat. Dahulu, pada era tahun 1970-an, seorang perempuan yang belum menikah dan mempunyai anak pada usia 25 tahun dianggap โtidak lakuโ dan mandul. Namun, pada era tahun 2000-an, dengan tingkat pendidikan dan pekerjaan perempuan yang sudah makin baik, hal tersebut dianggap lumrah. Ada banyak alasan perempuan untuk menunda pernikahan dan kehamilan hingga usia 35 tahun antara lain pendidikan, karier, dan kehidupan sosial. Selain itu, pemakaian alat kontrasepsi pun bisa menyebabkan tertundanya kehamilan.
Sebenarnya, berapa usia seorang perempuan yang disebut terlalu tua untuk hamil? Seorang perempuan dikatakan terlalu tua untuk hamil jika kehamilan pertamanya terjadi ketika ia berusia lebih dari 35 tahun. Namun, pendapat ini kurang sesuai dengan 12 hak reproduksi menurut International Planned Parenthood Federation tahun 1996 yang menyebutkan bahwa perempuan berhak memutuskan kapan ia akan menikah dan punya anak.
Ladies, ada lima hal penting yang harus kita pahami ketika memutuskan untuk hamil pada usia di atas 35 tahun.
1. Jumlah Sel Telur
Setiap perempuan terlahir dengan jumlah sel telur yang sama. Seiring berjalannya waktu, jumlah sel telur akan terus berkurang karena adanya proses ovulasi atau terlepasnya sel telur matang dari indung telur. Hal yang sama juga terjadi pada sperma. Jika usia calon ibu dan calon ayah sama-sama berusia di atas 35 tahun, kehamilan akan lebih sulit terjadi.
2. Risiko Genetik
Risiko terjadinya kelainan genetik pada bayi yang dilahirkan cenderung lebih tinggi pada kehamilan di atas 35 tahun. Contoh risiko kelainan genetik pada bayi adalah sindrom down. Makin lanjut usia perempuan ketika hamil, makin tinggi risiko yang ia hadapi. Hasil penelitian membuktikan bahwa proses rekombinasi genetik pada ibu yang berusia lebih dari 35 tahun terjadi kurang beraturan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya ketidaknormalan kromosom.
3. Risiko Keguguran
Keguguran adalah luruhnya hasil pembuahan saat usia kehamilan belum mencapai 20 minggu. Ibu yang hamil pada usia di atas 35 tahun juga memiliki risiko keguguran yang tinggi. Menurunnya kualitas sel telur karena bertambahnya usia ibu dianggap sebagai penyebab tingginya risiko keguguran ini.
4. Risiko Lain
Secara umum, kondisi kesehatan perempuan makin menurun seiring dengan bertambahnya usia. Ada beberapa risiko yang mungkin dihadapi jika kehamilan terjadi pada usia di atas 35 tahun, misalnya diabetes, hipertensi, plasenta previa, posisi bayi sungsang, persalinan melalui operasi, perdarahan setelah persalinan, bahkan kematian ibu. Ibu hamil juga rentan mengalami strok dan serangan jantung akibat menurunnya proses metabolisme.
5. Mitos Bayi Lahir Prematur
Kehamilan pada usia di atas 35 tahun tidak selalu identik dengan kelahiran prematur atau bayi dengan berat badan lahir rendah. Dua kondisi ini terjadi jika ibu hamil mengalami stres dan memiliki gaya hidup yang tidak sehat. Jadi, Ladies tidak perlu khawatir selama kondisi tubuh tetap sehat dan fit.
Untuk mencegah risiko yang mungkin muncul, alangkah baiknya jika Ladies melakukan pemeriksaan umum (general check-up) dan konseling sebelum memutuskan untuk hamil. Hal ini penting agar Ladies mendapatkan nasihat dari dokter terkait kondisi kesehatan calon ibu dan dampaknya bagi janin.
Bila kondisi kesehatan kurang baik, dokter tentu akan memberikan terapi dan rekomendasi agar kondisi calon ibu benar-benar sehat dan siap untuk menjalani kehamilan. Dokter juga akan merekomendasikan suplemen dan nutrisi yang tepat. Ladies, diet yang benar dan gaya hidup yang sehat pasti mendukung kehamilan yang sehat.