By. Eulis Eva Kurniasari
(409 kata)
Namanya Keisha, gadis kecil berusia 10 tahun. Kesibukan kedua orang tuanya membuat dia merasa kesepian. Di luar waktu sekolah, ia mencurahkan semua pikirannya dengan melukis. Keisha punya banyak koleksi lukisan, mulai dari lukisan binatang, pemandangan alam, hingga ibu peri nan cantik jelita. Ia sangat senang dengan gambar ibu peri yang dilukisnya.
“Andaikan ibu peri ini bisa berbicara, aku pasti senang. Ibu peri, kamu cantik sekali.”
Hampir di semua lembar buku gambarnya terdapat lukisan peri cantik. Ada gambar peri cantik yang bisa terbang dan tiba-tiba menghilang. Ada juga gambar peri cantik yang hinggap pada pohon cemara. Pada saat tongkat ajaibnya diayunkan ke pohon, tiba-tiba pohon itu berubah menjadi sebuah rumah megah.
Saking lelahnya menggambar, Keisha tertidur di atas lukisannya. Saat bundanya masuk ke kamar, ia segera dipindahkan ke atas tempat tidur. Dalam mimpinya, Keisha bertemu ibu peri yang ia lukis.
“Hai, anak manis!” Ibu Peri menyapa Keisha sambil memegang tongkat ajaib.
“Ibu Peri?” tanya Keisha.
“Iya, Keisha. Ini Ibu Perimu.”
Ibu Peri mengajak Keisha terbang bersama. Mereka hinggap di sebuah pohon cemara. Tiba-tiba, pohon tersebut berubah menjadi rumah indah penuh dengan bunga-bunga yang cantik dan indah.
“Keisha, kenapa kau selalu bersedih?”
“A … a … aku merasa kesepian sendirian di rumah. Aku tidak punya teman. Ayah dan bundaku selalu sibuk dengan pekerjaannya. Mereka tidak ada waktu untuk bermain denganku.”
“Oh, begitu. Keisha sayang, kamu enggak boleh bersedih lagi. Ibu Peri akan selalu menghiburmu.”
“Iya, Ibu Peri.”
Keisha terus bermain bersama Ibu Peri dengan riang.
“Keisha, apa keinginanmu saat ini?”
“Aku ingin bundaku seperti Ibu Peri, bisa bermain terus denganku, tidak sibuk bekerja, dan selalu ada untukku.”
“Baiklah, Keisha. Ibu Peri akan kabulkan keinginanmu!”
Ibu peri segera menggerakkan tongkat ajaibnya. Tiba-tiba, muncullah bunda Keisha, datang dan merangkulnya.
“Bunda?”
“Iya, Keisha.”
Keisha sangat bahagia karena bisa bermain di taman yang indah bersama bundanya. Namun, matanya tidak melihat ibu peri yang baik hati itu.
“Bunda, dimana Ibu Peri?”
“Ibu peri? Siapa itu, Keisha?”
Keisha terus mencari-cari Ibu Peri dan memanggil-manggil namanya.
“Ibu Peri … Ibu Peri … Ibu Peri ….!”
Bunda yang terbangun mendengar teriakan Keisha segera menghampiri Keisha yang masih mengigau.
“Keisha, kamu mengigau, Nak?” tanya Bunda sambil memeluk Keisha.
“Iya, Bunda. Aku bermimpi bermain bersama Ibu Peri. Dia mengabulkan keinginanku.”
“Memangnya, apa keinginanmu, Keisha?”
“Aku ingin Bunda bersamaku. Tiba-tiba, Bunda datang, tapi Ibu Peri pergi dan menghilang, Bunda.”
Keisha masih terbawa situasi dalam mimpinya. Ia masih terisak-isak, karena ditinggal Ibu Peri.
“Keisha sayang, mulai hari ini Bunda akan menjadi Ibu Perimu. Bunda akan selalu menemanimu.”
“Terimakasih, Bunda.”
Editor: Saheeda Noor
Bandung Barat, 22 Juli 2021
#FikminJoeraganArtikel2021
#Day11
#Genre:Fantasi
#Tema:PohonPeri