Joeragan artikel

“I Hate U”, Jo

Bertemu denganmu adalah mimpiku. Setelah sekian lama hidup dalam kesendirian, tak dapat kututupi kebahagiaanku saat kamu datang mengetuk pintu hati dan menawarkan sebentuk rasa.

Setelah bertahun-tahun, baru kamu yang akhirnya melakukan itu. Dengan lancang memasuki kehidupan pribadiku dan menjungkirbalikkan semua hingga aku terhempas tak berdaya.

Tak mudah menjadi putri seorang billioner, kadang aku begitu sulit membedakan antara ketulusan dan kepalsuan. Namun kali ini, kuakui aku telah terperdaya.

Aku seharusnya mengabaikanmu sejak awal perjumpaan kita. Tak peduli betapa smart dan mendominasinya sikapmu. Tetap saja faktanya kamu adalah seorang pria beristri. Sekalipun berulang kali kamu katakan akan segera menceraikannya, karena perkawinan yang kalian jalani tak ubahnya neraka.

Wanita seperti akulah yang selama ini kau cari, ucapmu kala itu. Kamu menginginkanku dan akan berjuang untuk itu. Aku sangat menikmati usahamu hingga akhirnya aku takluk padamu.

Kamu, Jonathan Alexandre Harrison, salah seorang staf ahli engineering baru asal Inggris yang bekerja sejak beberapa bulan lalu di kantor ayahku. Setelah beberapa kali bertemu, kamu dengan berani memintaku menjadi wanitamu. Meski tentu saja tak semudah itu, aku tak ingin kau menganggapku sebagai seorang wanita gampangan yang begitu mudah jatuh cinta .

Tak banyak pria yang cukup berani mendekatiku. Mungkin karena sikap dinginku, bisa juga karena mereka segan pada ayahku. Selain karena aku yang selalu dianggap sempurna di mata semua orang. Cantik, berpendidikan tinggi, dan memiliki segalanya. Tapi dalam kasus ini, aku ternyata tidak cukup pintar karena telah mengizinkanmu menawan hatiku dengan janji-janji yang kini telah terbukti bohong besar.

Tubuhku menggigil. Kusadari kebodohanku, seharusnya sejak lama tidak kuikuti permainan cintamu yang melemahkan hatiku. Bagaimana mungkin aku percaya suatu hari kelak ia akan menikahiku. Apa ia siap berpindah keyakinan demi mendapatkanku?

We’re getting married, Babe … trust me,” begitu percaya diri kamu bisikan janji itu saat aku menolakmu menyentuhku.

We cant, Jo … we’re absolutly different. I’m a moslem, you know that!” tegasku.

“I know and I become a moslem too. Then we can stick together for the rest our life. I love you, Lara,” untuk kesekian kalinya kau ucapkan janji itu. Namun, tidak mudah bagiku untuk menelan kata-kata itu begitu saja. Aku menantikan pembuktian.

Katakan aku merindu sebentuk perhatian yang manis dari seseorang dan itu memang benar adanya. Di tahun ketiga puluh sembilan hidupku, tak ada seorang pria pun yang mengisi kekosongan hatiku hingga kamu hadir memaksa masuk dengan caramu yang absurd. Kamu melamarku, mengabaikan kenyataan perbedaan di antara kita. Kesungguhanmulah yang telah memorak-porandakan pertahanan hatiku. Di titik ini aku membiarkanmu memanjakanku hingga terhanyut.

Aku akan percaya ini hanyalah mimpi buruk jika sekardus undangan itu tidak teronggok di atas meja kerjamu, Jonathan.

Those invitation cards

Suddenly, my heart breaks…
There’s no my name, just your name with her, sir.

Jonathan Alexandre Harrison and Barbara Gunevere Cartland

You and Barbie, not me!
Bukan namaku, Larana Dyanescha Hakim.

I hate you, Jo!

Aku teringat kejadian pagi tadi, saat menginjakkan kaki ke ruanganmu. Aku begitu bahagia karena dua pekan sudah kita tak bertemu. Sebelum kamu pulang ke negaramu, kita telah menyepakati akan segera meresmikan hubungan rahasia ini. Iya rahasia karena kamu belum mengucapkan dua kalimat syahadat sebagaimana janjimu dan belum resmi berpisah dari Victoria, istrimu . Kepergianmu dua pekan lalu adalah untuk menyelesaikan segala urusanmu dengan wanita itu, demikian yang dikatakan Barbie , sekretarismu padaku. Hanya wanita itu yang mengetahui tentang hubungan terlarang kita, tapi kenapa jadi begini?

Kenapa kemudian nama Barbie yang ada pada kartu undangan itu. Tak perlu penjelasan apa pun lagi, kamu telah menipuku, perawan tua lugu yang telah terbuai dengan mimpi dan janji-janji palsumu.

Aku akan bangun, Jonathan. Kemudian berlari meninggalkanmu berikut semua omong kosongmu.

OSOFF DAY 1
596 words

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami