Oleh: Haryati Hs.
Billy merasa takut ketika menyelinap ke dalam rumah Profesor Bono untuk mencari Luna, kucing kesayangannya. Siang tadi, ia melihat Luna bermain di halaman rumah tetangganya itu, tetapi sampai menjelang malam, kucingnya belum juga kembali.
Billy khawatir jika profesor yang dingin dan tertutup itu akan menyakiti Luna dan menyekapnya di suatu tempat di rumah itu. Kekhawatiran Billy muncul berdasarkan rumor anti sosial sang profesor yang menyebar di masyarakat.
Billy berjalan mengendap-endap ke sebuah ruang tertutup yang ia curigai sebagai ruang penyekapan Luna. Perlahan dibukanya pintu yang terbuat dari kayu jati, dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Anehnya, ruangan yang semula redup itu tiba-tiba menjadi gelap. Billy kemudian merasa dirinya berputar cepat, lalu terlempar ke dalam lorong yang gelap hingga tidak sadarkan diri.
Billy membuka mata ketika merasa ada yang menjilati pipinya. Belum sepenuhnya ia menguasai diri, seseorang membuka pintu ruang yang sempit dan redup, tempat Billy terbaring.
“Kamu siapa?” tanya laki-laki yang berdiri di pintu.
Billy mengenali wajah itu sebagai wajah Profesor Bono. Akan tetapi, ia tidak memahami mengapa profesor terlihat begitu muda. Selain itu, kucing yang membangunkannya, yang ternyata adalah Luna, tampak begitu menurut kepada laki-laki itu.
“Ma-maaf, Profesor. Saya mencari Luna, kucing saya,” jawab Billy dengan gugup.
Lelaki itu terlihat mengerutkan kening, lalu memandang Billy dan Luna bergantian.
“Profesor?” tanya laki-laki itu bingung. “Aku bukan … ”
“Tunggu!” Billy menyela perkataan laki-laki itu dengan cepat ketika tanpa sengaja matanya melihat tahun yang tertera pada kalender yang tergantung di dinding. “Apakah sekarang tahun 1998?”
Lelaki yang kini memeluk Luna itu mengangguk dan segera mengajak Billy keluar dari ruang sempit itu.
Setelah mendengarkan cerita Billy dengan saksama, Profesor Bono muda akhirnya menyimpulkan bahwa tanpa sengaja remaja laki-laki dan kucingnya itu telah melakukan perjalanan menembus lorong waktu ke masa dua puluh tahun silam.
Meski sulit untuk memahami kenyataan itu, Billy dan Profesor Bono muda bertekad untuk mencari cara agar Billy dan Luna bisa kembali ke masanya.
Profesor Bono di tempat asal Billy, merasa heran dengan mesin waktu yang sedang ia kembangkan. Mesin itu tiba-tiba macet dan meninggalkan catatan pengiriman sebanyak dua kali, di data memorinya.
Malam itu, Profesor Bono bekerja sangat keras untuk memperbaiki mesin waktu dan mengembalikan apapun yang telah terkirim oleh mesin yang belum sempurna itu.
Seminggu telah berlalu, tetapi sang profesor belum berhasil mengembalikan apa yang telah terkirim ke masa lalu itu. Ia hanya berhasil mengetahui masa di mana remaja dan kucing tersebut terlempar. Namun, keberhasilan kecil itu telah meningkatkan semangat dan tekadnya untuk terus berusaha mengembalikan keadaan seperti semula.
Sementara itu, di pinggir jalan yang tidak terlalu jauh dari rumah sang profesor, seorang ibu berwajah sedih berdiri dengan membawa poster. Sebuah poster bergambar anak laki-laki yang sedang menggendong seekor kucing disertai dengan kalimat: Tolong cari anakku.
Editor: Fitri Junita
#ajangfikminJoeraganArtikel2021
#Day12
#temalorongwaktu