Hai, Ladies! Benarkah ketika mengajar, seorang pendidik atau guru tak cukup mengandalkan penguasaan materi pembelajaran? Ya, tentu saja. Selain harus menguasai materi pelajaran, mereka juga perlu memperhatikan metode pembelajaran. Hal tersebut berlaku pula ketika guru mengajarkan bahasa asing, bahasa Arab misalnya.
Selain bahasa Inggris, bahasa Arab merupakan bahasa internasional, lo. Beberapa institusi pendidikan pun memasukkan bahasa asing ini dalam deretan mata pelajaran yang ada. Bahkan, sebagian lembaga pendidikan menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa yang wajib digunakan oleh peserta didiknya dalam keseharian. Oleh sebab itu, sebaiknya guru mengajarkan tanpa menerjemahkan kosakatanya agar peserta didik terbiasa mendengar bahasa tersebut. Hal ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi para pengajar bahasa Arab.
Ladies, berikut adalah beberapa trik mengajar bahasa Arab berdasarkan pengalaman salah seorang pendidik pada bidang tersebut.
1. Mengawali dengan Teks Percakapan
Mengawali pembelajaran bahasa dengan sebuah percakapan merupakan ide yang efektif, sehingga tidak langsung memaparkan pemahaman kaidahnya. Caranya adalah seorang guru membacakan teks percakapan atau disebut hiwar secara menyeluruh sebanyak tiga kali dan meminta siswa untuk menyimaknya. Selanjutnya, mintalah siswa untuk mengulang kalimat percakapan setelah guru membacakannya perlahan. Lalu ulangi beberapa kali hingga siswa hafal.
Bagi siswa pemula pun dapat menerapkan cara ini. Tidak masalah jika siswa belum memahami arti dari kalimat yang mereka dengar dan ucapkan. Alasannya, ini adalah tahap awal pengenalan kosakata. Pada tahap ini, pengajar tidak perlu menerjemahkan atau menjelaskan kosakata yang ada.
2. Deskripsikan dengan Gerakan dan Suara
Setelah siswa mendengar dan meniru pelafalan kata serta kalimat bahasa Arab dengan baik, pengajar melanjutkan dengan pengenalan kosakata atau disebut mufrodat. Pada tahap ini guru mulai menjelaskan satu per satu kata pada hiwar yang telah dibaca bersama. Namun, pengajar tetap tidak menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia, ya.
Cara menjelaskannya bisa berupa mendeskripsikan satu demi satu kosakata dengan gerakan atau suara. Sebagai contoh, ketika guru ingin menjelaskan kata “bait” yang berarti “rumah”, bisa memberikan contoh kalimat “baiti fii Jakarta” yang artinya “rumahku di Jakarta.” Nah, dengan cara itu siswa akan mengerti arti dari kosakata yang diberikan.
3. Komunikasi Menggunakan Satu Bahasa
Usahakan untuk tidak menggunakan dua bahasa dalam pembelajaran. Mengapa? Selain siswa terbiasa mendengar kalimat bahasa Arab, mereka juga akan lebih fokus terhadap satu bahasa. Selain itu, mereka menjadi lebih serius untuk menangkap setiap kata yang guru ucapkan ketika menjelaskan arti dari suatu kata. Siswa pun tidak gampang meminta guru menerjemahkan kosakata bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.
4. Pembelajaran Dua Arah
Rasanya, cara pembelajaran dengan dua arah menjadi salah satu poin penting dalam kegiatan belajar mengajar. Apalagi dalam pembelajaran bahasa, metode ini akan membuat siswa lebih cepat menguasai bahasa yang mereka pelajari baik secara ucapan, pemahaman, maupun tulisan. Guru bisa menstimulasi siswa agar memperbanyak bicara meski tanpa memperhatikan kaidahnya terlebih dahulu. Jangan lupa, untuk selalu memberikan motivasi serta apresiasi kepada mereka.
Yup, keempat poin tersebut akan memberikan hasil yang bagus jika dilakukan secara konsisten oleh pengajar. Terutama tekad dan konsistensi pengajar untuk selalu menjelaskan kosakata tanpa menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia. Plusnya, para siswa akan lebih cepat untuk menguasai bahasa ini tanpa terpaku pada menghafal kosakata sebanyak-banyaknya. Bagaimana, Ladies, sudah siap mencoba?
Editor: Sri Sekartadji
#maratonmenulisartikel
#joeraganartikel