Apakah dengan dinyatakannya proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, perjuangan melawan penjajah sudah selesai? Ternyata belum, Ladies. Rakyat di beberapa daerah masih harus berjuang melawan penjajah. Bahkan, lima pertempuran di daerah pecah pascaproklamasi. Apa sajakah itu? Simak, yuk!
1. Pertempuran Medan Area
Pertempuran ini terjadi di Medan, berawal dari kedatangan pasukan Sekutu di Sumatera Utara. Kedatangan Sekutu diboncengi oleh pasukan Belanda yaitu Netherland Indies Civil Administration (NICA). NICA mulai membangun kembali kekuatan militer Belanda di Medan.
Para pemuda terusik dan membentuk Barisan Pemuda dengan ciri khas lencana merah putih. Namun, tentara NICA justru menginjak-injak lencana tersebut pada tanggal 13 Oktober 1945. Kejadian ini memicu Pertempuran Medan Area.
2. Bandung Lautan Api
Peristiwa heroik ini terjadi pada 23 Maret 1946. Saat itu, pasukan Inggris memberikan ultimatum agar seluruh warga meninggalkan Kota Bandung.
Warga Bandung bersama Tentara Republik Indonesia dan laskar rakyat tentu saja tidak mau kota mereka menjadi markas penjajah. Mereka memilih berkorban harta dan benda.
Dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar rumahnya. Peristiwa ini diabadikan dalam Monumen Bandung Lautan Api di Lapangan Tegalega.
3. Pertempuran Lima Hari di Semarang
Pertempuran Lima Hari di Semarang berawal dari kaburnya para tawanan Jepang yang bekerja di Pabrik Gula Cepiring ketika dipindahkan ke Bulu.
Rakyat di Semarang berencana mencegat mereka di depan Rumah Sakit Purusara. Namun, tanpa terduga, Jepang menyerang dan menahan para anggota polisi istimewa yang menjaga Reservoir Siranda di Candilama.
Pasukan Jepang dikabarkan meracuni sumber air tersebut. Dokter Kariadi selaku Kepala Laboratorium RS Purusara diminta memeriksa Reservoir Siranda. Namun, pasukan Jepang mencegat dan menembaknya secara keji.
Rakyat Semarang makin marah. Mereka melakukan perlawanan selama lima hari, mulai 15 Oktober sampai 19 Oktober 1945. Peristiwa ini dikenang dengan membangun Tugu Muda.
4. Pertempuran Ambarawa
Peristiwa ini berawal dari kedatangan pasukan Sekutu di Semarang yang diboncengi oleh NICA. Karena tujuan mereka untuk mengurus tawanan perang, rakyat berpikiran positif.
Namun, Sekutu dan NICA diam-diam mempersenjatai tentara Belanda. Rakyat pun marah dan terjadilah pertempuran antara sekutu dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Sekutu juga memanfaatkan gencatan senjata untuk memperbesar pasukan di Magelang. Setelah serangkaian perlawanan dari Magelang hingga Ambarawa, Kolonel Soedirman memimpin perlawanan.
Pasukan TKR berhasil menyerang pasukan Sekutu di dalam Kota Ambarawa dan mengepung benteng Willem, markas mereka. Pengepungan terjadi selama empat hari empat malam dan berakhir pada 15 Desember 1945 dengan kemenangan TKR.
5. Pertempuran Surabaya
Setelah merdeka, pemerintah mengeluarkan peraturan yang mengharuskan pengibaran bendera Merah Putih mulai 1 September 1945 di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Surabaya.
Beberapa minggu setelahnya, tentara Inggris datang ke Indonesia dan sampai di Surabaya. Mereka diboncengi oleh NICA. Bendera Belanda dikibarkan di Hotel Yamato.
Warga Surabaya tidak terima dan berkumpul di Hotel Yamato. Mereka menuntut penurunan bendera Belanda dan pengibaran Merah Putih. Inggris sepakat, tetapi kemudian berkhianat.
Bentrok kembali terjadi dan menewaskan seorang perwira Inggris. Inilah pemicu terjadinya pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
Demikian lima pertempuran di daerah yang pecah pascaproklamasi. Selain di lima daerah tersebut, pertempuran juga terjadi di beberapa daerah lain. Ajak buah hati untuk menguliknya, yuk! Semoga semangat para pejuang kala itu bisa menginspirasi generasi milenial dalam berjuang mengisi kemerdekaan.
Editor: Haeriah Syamsuddin
#tantangan10harimenulisartikel
#joeraganartikel
#kemerdekaan