Joeragan artikel

Gede Rasa

Oleh Ietha Jannah

Hari sangat panas, matahari menyengat hingga butiran keringat bukan lagi menetes, tetapi mengalir sampai baju yang dikenakan Dono hampir basah kuyup.

Hari ini tugasnya mengantarkan paketan ke-25 rumah. Namun, hingga tengah hari ia baru mengantarkan 10 paketan. Dono adalah seorang kurir barang, single, berperawakan kekar dan tinggi. Laki-laki berkulit sawo matang dan berparas manis itu merupakan idaman beberapa wanita. Apalagi ia adalah sosok pekerja keras.

Dono beristirahat sejenak. Tenggorokannya sangat kering mengalahkan rasa laparnya. Air putih yang selalu ia bawa, sudah habis sejak tadi. Ia pun membeli es krim di kafe terdekat.

Setelah memesan es krim, Dono memilih duduk di luar, berharap ada semilir angin yang membuatnya lebih nyaman. Siang itu terlihat lenggang, kafe masih sepi pengunjung. Setelah mendapat tempat duduk, Dono membuka jaketnya dan menyampirkan di bangku sembari duduk santai menikmati es krim.

Baru sesaat menikmati istirahat, kedua matanya tertuju kepada seseorang yang duduk tepat di seberang tempat duduknya. Seorang wanita cantik, berpakaian seksi serta berkacamata hitam, duduk sendiri sambil menikmati es krimnya.

Dono tidak bisa mengalihkan pandangannya. Selain wajah wanita itu terlalu cantik dengan bibir yang tipis, kulit yang putih serta rambut ikal sebahu. Ia juga mengenakan kaos hitam berkerah rendah dan bercelana pendek. Salah satu tipe, wanita idaman Dono. Belum lagi caranya memakan es krim, seperti sengaja menggodanya. 

Dono senyum-senyum sendiri. Jiwa tebar pesonanya muncul. “Kucing dikasih ikan asin, pasti disambar,” batin Dono. Ia tidak akan melewatkan kesempatan emas ini. Urusan begini mudah saja buatnya, ia selalu merasa percaya diri bahwa wajahnya cukup tampan untuk menggaet setiap perempuan.

Gayung bersambut. Saat Dono mengedipkan salah satu matanya, wanita itu terus tersenyum sambil sesekali menjilati es krim yang tercecer di tangannya, dan membuat Dono semakin berfantasi.

Dono yakin, kalau sinyal yang diberikan oleh wanita itu semata-mata untuk menggodanya, karena tidak ada orang lain selain hanya mereka berdua.

Sambil berdehem, Dono merapikan rambut gondrong dan pakaiannya serta memilin kumis tipisnya. Menyingkirkan rasa malu, ia beranjak berdiri ingin mendekati wanita tersebut dengan hasrat yang tinggi.

Namun, seketika Dono terduduk lemas, fantasinya menguap begitu saja, dan tiba-tiba rasa malu menyergapnya, saat ia melihat perempuan itu juga berdiri dan berjalan perlahan sambil memegang sebuah tongkat.

 

Editor: Fitri Junita

#ajangfikminJoeraganArtikel2021

#Day1

#Tema: bebas

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami