“Menu utama kita hari ini adalah chicken cordon bleu, sajikan masakan ini dengan hati agar pelanggan kita puas. Semangat semuanya!,” ujar head Chefku Chef
“Yes, Chef,” kru restoran menjawab dengan kompak.
Chef Yusuf selain masih muda dan memiliki wajah rupawan dia adalah salah satu lulusan terbaik sekolah memasak di luar negeri dan pemilik restoran ini. Aku sangat kagum padanya.
“Andai dia jadi suamiku aku tidak perlu memasak setiap hari !”. Aku bergumam dalam hati sambil melamunkan Chef Yusuf sedang memasak makanan favoritku di dapur
Gubrak…terdengar suara sesuatu yang jatuh menyadarkanku dari lamunan.
“Diya, gimana, sih, lantainya masih basah aku jadi jatuh, nih!” protes temanku.
“Aduh maaf aku belum sempet ngeringin lantainya!” kataku.
“Melamun aja, sih,” omelnya.
“He he he sorry” sambil tersenyum dan mengacungkan dua jariku. Aku memang ceroboh, berbeda jauh dengan Chef Yusuf yang pekerjaannya selalu rapi dan teliti.
Bagai bumi dan langit kita tidak mungkin jadi pasangan.
Aku hanya bisa mengharapkannya terjadi, kami adalah pasangan tapi hanya dalam mimpi.
Aku hanya bisa mengaguminya dari jauh.
“Ayo, cepat-cepat selesaikan pekerjaan kalian, sebentar lagi waktu jam buka restoran,” ujar chefku yang ganteng.
Satu per satu tamu berdatangan. Semua kru restoran sudah bersiap di posnya masing-masing. Hari ini, seperti biasa aku bersiap di pos pramusaji.
Aku pun menghampiri meja nomor satu dan menyodorkan daftar menu sambil berkata, “Silahkan, Mbak, “Menu utama hari ini apa?” tanya wanita di meja nomor satu itu.
“Menu istimewa hari ini, chicken Cordon bleu, Mbak!” jawabku sambil memerhatikan kecantikan wanita itu.
“Ok, saya coba menu itu sama orange juice less sugar, ya!” jawabnya anggun
“Baik, Mbak! Mohon ditunggu, ya!” ujarku yang masih terpana melihat kecantikannya.
Saat aku hendak menyajikan pesanan wanita itu, tampak dari kejauhan Chef Yusuf menghampiri wanita cantik itu. Mereka mengobrol mesra. Aku tetiba dilanda rasa cemburu buta.
Aku terpaksa mendekati mereka dan menyajikan pesanan wanita itu.
“Diya, kenalkan ini tunangan saya. Tahun depan kita berencana menikah!”
Tidak pernah kuharapkan Chef Yusuf memperkenalkan wanita itu kepadaku, apalagi sebagai calon istrinya. Demi Tuhan wanita cantik itu tunangannya, seketika mimpiku dibuatkan makanan favorit oleh sang chef ganteng pun buyar. Cintaku bertepuk sebelah tangan
“Chef Yusuf, you are my prince of my dream. Should I be your secret admirer forever?” bisik hatiku penuh damba.