Joeragan artikel

Efek Dulu Vaksin Kemudian

Presiden Jokowi adalah orang pertama di negara ini yang melakukan vaksinasi. Beliau juga yang tak hentinya-hentinya menghimbau dan mengajak warga negaranya untuk ikut turut serta melakukan vaksinasi.

Hampir dua tahun, virus korona menghantui berbagai negara, termasuk Indonesia. Sudah ribuan nyawa melayang karenanya. Tidak peduli tua atau muda, laki-laki atau perempuan, rakyat biasa atau pejabat. Pemerintah Indonesia sangat serius dalam menangani kasus ini, terbukti dengan berbagai cara melakukan perlawanan terhadap virus Covid-19. Salah satunya adalah dengan vaksinasi.

Suamiku menjeda paparannya. Matanya menelisik dalam ke arahku. “Apa kamu belum tergerak untuk melakukan hal yang sama?”

Sama sekali tidak ada respon yang kuberikan. Aku tidak lantas melanjutkan aktivitas membaca di kolom berita daring. Bukan karena beritanya tidak menarik atau aku bersikap tidak peduli dengan keadaan yang tengah menimpa negeri ini. Bukan, sama sekali bukan itu.

Bagiku, segala yang berhubungan dengan jarum suntik adalah sesuatuyang paling menakutkan. Baru melihat jarum suntik menyedot cairan dalam tabung kecil saja, jantungku seperti bermain lompat tali. Apalagi jika membayangkan jarum tersebut disuntikkan ke tubuhku.

Rasanya aliran darah berhenti mengalir. Napas tersengal, kepala mendadak pusing, gelisah dan ingin lari sejauh-jauhnya. Terkandang tanpa sadar aku bahkan berteriak panik, meskipun jarum suntik belum menyentuh kulitku. Malu? Tentu saja.

“Jarum suntik itu ukurannya kecil. Benda mati. Kenpa harus takut? Lagian, kalau kamu ikut vaksinasi, berarti kamu juga ikut ambil bagian dalam melawan virus korona. Menyelamatkan jiwa yang lainnya.

“Iya, tapi ….”

“Sudah enggak usah tapi-tapi. Ayo, bismillah. Kamu pasti bisa. Lawan rasa takut dengan banyak membaca tentang efek baiknya dari vaksinasi. Bisa?”

“Iya, Mas.”

Kecupan lembut mendarat di kening bagikan stimulus. Tiga hari setelahnya, aku memantapkan hati mendaftar untuk ikut divaksin. Apa rasa takutnya menghilang? Belum sama sekali.

Dari apa yang sudah aku baca dan dengar, efek setelah vaksinasi di setiap orang berbeda-beda. Tergantung vaksin apa yang digunakan. Katanya lagi, sebelum divaksin, ada baiknya beristirahat. Makan makanan yang sehat dan banyak seperti buah-buahan dan tidur di awal waktu,” ujarku membuka obrolan sebelum tidur.

“Terus?”

“Ada dua vaksin yang sudah dipakai di negara ini. Sinovac dan AstraZeneca. Kalau menggunakan vaksin Sinovac, setelah menerima suntikan akan merasa mengantuk teramat sangat. Kemudian, nafsu makan bertambah. Persisi seperti aku sekarang, Mas. Bawaannya mengantuk, penginnya makan terus. Ngemil-ngemil gitu.”

Hening dan itu hanya berlangsung sesaat karena di detik berikutnya terdengar tawa suamiku yang keras dan lepas. Dia terbahak-bahak sehingga sudut matanya berair.

“Kenapa, Mas? Ada yang salah?” tanyaku kebingungan.

“Ya, Iyalah. Seharusnya itu, vaksin dulu baru efeknya kemudian. Bukan sebaliknya,” jawabnya di sela tawa.

“Maksudnya?”

“Lah, kamu itu belum divaksin. Baru lusa, bukan?”

“Eh, iya ya. Hehehe.”

#ajangfikminjoeraganartikel2021

#Day1

#bebas

*Editor : Rizky Amallia Eshi.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

× Hubungi Kami