Hai, Smart Ladies!
Sebagian besar wanita yang menjadi seorang ibu dan pekerja atau pebisnis, sering kali dihadapkan pada pilihan yang sama-sama penting. Apakah memilih mengurus keluarga dan menjadi full mom, ataukah tetap bekerja atau berbisnis tanpa mengabaikan perannya sebagai full mom. Pilihan yang tidak mudah, ya?
Pilihan menjadi full mom tentu memiliki berbagai pertimbangan yang matang baik dari pribadi maupun dukungan keluarga. Mengapa tidak bisa diputuskan sendiri? Karena Ladies selain memiliki keluarga inti juga memiliki orang tua dan atau keluarga besar.
Bayangkan, setelah melalui jenjang pendidikan yang tidak sebentar, lalu bekerja yang diinginkan, tentu orang tua yang membiayai atau merawat sejak Ladies kecil ingin melihat kita menjadi orang yang sukses. Hal ini wajar mengingat pengorbanan orang tua tentunya besar, tidak hanya dari segi biaya maupun juga waktu dan kesabaran.
Nah, saat Ladies memilih menjadi full mom tentunya membutuhkan pertimbangan dan masukan dari keluarga, terutama orang tua. Menjadi hal yang lebih ringan apabila orang tua merestui dan meridai karena menyadari tanggung jawab anak perempuan yang sudah menjadi istri ada pada suaminya. Berbeda halnya apabila orang tua tidak merestui, diperlukan upaya ekstra untuk meyakinkan mereka.
Hal ini yang juga dirasakan oleh drh. Wijayanti Liestiyoningtiyas, seorang dokter hewan yang memilih menjadi full mom. Ibu dari tiga orang anak ini lahir di Surabaya, 37 tahun silam, telah memutuskan menjadi full mom semenjak tahun 2013 setelah resign dari sebuah perusahaan.
Saat itu, beliau sedang hamil anak pertama. Dukungan dari ayah yang demokratis memantapkan niatnya untuk menjadi full mom. Ketiadaan seorang ibu yang wafat saat Wijayanti kecil kelas 5 Sekolah Dasar, menjadi salah satu dorongan juga untuk bisa mendampingi anak-anak di masa kecilnya.
Menurut beliau, menjadi seorang ibu rumah tangga itu tidak ada sekolahnya dan tidak ada ijazahnya. Namun, dituntut untuk terus belajar dan berproses untuk menjadi pribadi yang lebih baik, istri yang salihah, dan menjadi madrasatul ula (madrasah pertama bagi anak-anaknya).
“Waktu yang terus berjalan dan cepat berlalu, membuat saya makin sadar bahwa saat yang mana seorang ibu menghabiskan waktunya bersama anak-anak di masa kecil, tidak akan terulang lagi. Mereka akan cepat tumbuh dewasa dan tiba masanya meninggalkan rumah untuk menggapai sebuah kehidupan yang baru,” tuturnya.
Menjadi full mom tidak menghentikan niat drh. Wijayanti untuk tetap produktif. Sejak tahun 2019, beliau bergabung dengan komunitas pejuang siroh yang bernama Komunitas Fafirru Ilallah di bawah naungan Sygma Daya Insani, distributor buku sirah. Niat awal bergabung komunitas ini adalah ingin mengenalkan kisah sirah nabawi kepada keluarga, terutama anak melalui buku sirah.
Sirah yang berarti sejarah perjalanan hidup yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis, seperti kisah para Nabi dan Rasul. Selain itu, sirah merupakan kisah para sahabat yang banyak memberikan nilai-nilai positif dan hikmah yang dapat kita ambil sebagai suri teladan yang baik. Tak hanya itu, melalui sirah juga bisa mengkokohkan iman Islam.
“Selain sebagai pejuang sirah, saya ikut terlibat menjadi duta wakaf buku sirah dengan tujuan agar lebih banyak lagi generasi rabbani yang mengenal kisah para Nabi dan Rasul beserta para sahabat, untuk lebih mencintai dan menjadikan suri teladan yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Karena faktanya, masih banyak generasi yang buta atau tidak mengetahui kisah mereka, padahal 1/3 isi Al Quran itu adalah kisah. Ironis kan, banyak umat muslim yang tidak mengetahui kisah-kisah itu?” ujarnya saat menjelaskan tentang kegiatan dakwah yang diikuti.
Bahkan sejak Ramadan 2020, drh. Wijayanti aktif mencari lembaga penerima buku wakaf sirah dan juga menggalang dana wakaf mandiri. Sejak Mei hingga Desember 2021, sudah ada 17 paket buku wakaf sirah yang disalurkan ke 16 lembaga penerima (madrasah/sekolah/TPQ/ ponpes/rumah baca, dan lainnya). Tidak hanya di sekitar tempat tinggalnya, yaitu Sidoarjo, buku wakaf tersebut juga sudah tersebar ke beberapa lembaga di Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Impian yang dimiliki adalah menebar 100 paket buku wakaf sirah ke seluruh Indonesia tahun 2021 ini.

Tidak ada jalan mulus saat menuju tujuan, begitu pula yang dialami oleh sosok inspiratif drh. Wijayanti saat menjadi duta wakaf dan pejuang sirah. Pantang menyerah, terus bergerak menebar kebaikan dan kebermanfaatan untuk sesama, serta berharap rida dari sang Ilahi Robbi adalah motivasi utama yang menjadi penguatnya. “Melihat senyuman anak-anak ketika menyerahkan buku wakaf, juga membuat hati terenyuh sekaligus bahagia dan haru, “ ujarnya.
Sebagai full mom yang produktif, manajemen waktu yang tepat dan baik menjadi kunci agar pekerjaan selesai sesuai target dengan tidak menzolimi waktu bersama keluarga. Berawal dari niat mulia kegiatan ini menjadi jalan bagi anak-anak untuk berbuat lebih baik lagi bagi agama, keluarga, nusa, dan bangsa. Semoga kelak akan lahir generasi rabbani yang mendongkrak peradaban Islam menjadi gemilang.
Ladies yang ingin menitipkan sebagian rezekinya untuk ikut berwakaf melalui drh. Wijayanti. Bila Ladies ingin mengenalkan sirah melalui buku cerita maupun komik untuk keluarga di rumah, bisa menghubungi beliau di nomer kontak 081331291693. Semoga bermanfaat.
Ed. Rahayu Puji Astuti